Dinas Keamanan Georgia Tuduh Pejabat Ukraina Rencanakan Kudeta dan Organisir Kerusuhan Massal
Georgia tuduh antan wakil menteri dalam negeri Ukraina berkomplot untuk melancarkan kudeta, gulingkan pemerintah Tbilisi serta mengorganisir kerusuhan
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: bunga pradipta p
TRIBUNNEWS.COM - Dinas Keamanan Negara Georgia (SSG), menuding mantan wakil menteri dalam negeri Ukraina berkomplot untuk melancarkan kudeta dan menggulingkan pemerintah Tbilisi serta mengorganisir kerusuhan massal, lapor Al Jazeera.
"Menurut informasi yang dikonfirmasi dan diverifikasi, implementasi rencana tersebut, dikembangkan oleh Giorgi Lordkipanidze," kata SSG dalam sebuah pernyataan.
Giorgi Lordkipanidze sendiri menjabat sebagai wakil kepala kontra intelijen militer Ukraina dan pernah menjadi wakil menteri dalam negeri Georgia.
"Giorgi Lordkipanidze merencanakan destabilisasi yang bertujuan untuk menggulingkan pemerintah dengan kerusuhan," kata SSG.
Tidak ada bukti yang disertakan dalam laporan tersebut, dikutip dari Reuters.
Di Kyiv, pejabat tinggi Ukraina pun beraksi terhadap laporan kudeta ini.
Baca juga: Rusia Jual 100 Properti Ukraina di Krimea, Apartemen Zelensky Jadi Museum Anti Nazi
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Oleg Nikolenko mengatakan bahwa pemerintahan Tbilisi 'berusaha menjelek-jelekkan Ukraina'.
Berita Rekomendasi“Negara Ukraina tidak ikut campur, tidak ikut campur, dan tidak berencana ikut campur dalam urusan dalam negeri Georgia,” tulisnya di Facebook.
Juru Bicara Intelijen Militer Ukraina, Andriy Yusov juga angkat bicara.
Ia mengaku pihaknya belum pernah mendapuk Giorgi Lordkipanidze sebagai wakil kepala.
Yusov juga tidak menyebutkan apakah lembaganya mempekerjakan orang tersebut.
Hubungan Georgia, Ukraina, dan Rusia
Georgia mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Ukraina selama konflik ini berlangsung.
Tetapi, Georgia menolak untuk menjatuhkan sanski terhadap Rusia.
Baca juga: Rudal Iskander Hancurkan 60-an Legiun Georgia, Diburu Sejak Bantai Tentara Rusia yang Menyerah
Pada bulan Mei, Georgia mengizinkan penerbangan langsung ke dan dari negara tetangganya untuk pertama kalinya sejak 2019.
Pada bulan Desember, ketua partai berkuasa Georgian Dream menyatakan bahwa warga negara Georgia yang berperang di Ukraina dapat kehilangan kewarganegaraan mereka.
Ukraina juga mengkritik pihak berwenang Georgia karena memenjarakan Mikheil Saakhashvili, mantan presiden pro-Barat yang memperoleh kewarganegaraan Ukraina.
Ukraina telah berulang kali menyerukan Georgia untuk membebaskan Saakashvili, yang telah menjadi warga negara Ukraina sejak 2015 dan merupakan penasihat utama Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)