Jepang Krisis Demograsi, Lebih dari 10 Persen Penduduk Berusia 80 Tahun
Pemerintah Jepang mengatakan lebih dari 10 persen penduduknya kini berusia 80 tahun atau lebih.
Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Jepang mengatakan lebih dari 10 persen penduduknya kini berusia 80 tahun atau lebih.
Tentunya ini menjadi kekhawatiran besar bagi Pemerintah Jepang karena krisis demografi negara yang menua dengan cepat.
Untuk memperingati Hari Penghormatan terhadap Lansia, Kementerian Dalam Negeri da Komunikasi Jepang merilis angka proporsi lansia di Jepang.
Dalam perilisan tersebut, usia 65 tahun ek atas berada pada rekor tertinggi yaitu 29, 1 persen dari populasi.
Jumlah tersebut merupakan angka tertinggi di dunia.
Mengutip dari CNN, Hari Penghormatan terhadap Lansia merupakan hari libur umum di negara tersebut, yang juga menghadapi anjloknya angka kelahiran dan menyusutnya angkatan kerja.
Penurunan Populasi di Jepang
Jepang mengalami penurunan populasi sejak ledakan ekonomi pada tahun 1980-an.
Saat itu, tingkat kesuburan meningkat sebesar 1,3 jauh di bawah angka kestabilan.
Di mana angka yang dibutuhkan untuk mempertahankan populasi yang stabil yaitu 2,1.
Sementara itu, lebih dari satu dekade, angka kematian telah melampaui angka kelahiran di Jepang.
Hal tersebut tentunya menimbulkan masalah yang semakin besar bagi Pemerintah.
Pasalnya Jepang memiliki perekonomian terbesar ketiga di dunia.
Upaya Jepang Hidupkan Perekonomian
Jepang kemudian melakukan upaya untuk mengatasi meningkatnya kekurangan tenaga kerja.
Harapannya, Jepang dapat menghidupkan kembali perekonomian yang melemah.
Upaya yang dilakukan Jepang adalah menggerakkan warga lanjut usia dan ibu rumah tangga untuk kembali bekerja.
Hingga saat ini, upaya Jepang ini terhitung berhasil.
Terdapat 9,12 juta pekerja lanjut usia di Jepang.
Selama 19 tahun berturut-turut, jumlah ini semakin meningkat.
Kementerian Dalam Negeri Jepang mengatakan, pekerja berusia 65 tahun ke atas kini mencakup lebih daei 13 persen angkatan kerja nasional.
Sayangnya, usaha ini tidak cukup mengimbangi krisis demograsi.
Perdana Menteri Fumio Kishida memperingatkan Jepang tidak dapat mempertahankan fungsi sosial.
"Di ambang tidak mampu mempertahankan fungsi sosial.”
Selain Jepang, terdapat beberapa negara lainnya yang mengalami krisis yang sama.
Di antaranya, Tiongkok, Korea Selatan, Singapura dan Taiwan.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)