Etnis Armenia dari Nagorno-Karabakh Tuduh Azerbaijan Langgar Gencatan Senjata
Etnis Armenia dari Nagorno-Karabakh menuduh Azerbaijan melanggar gencatan senjata ketika pembicaraan damai antara kedua pihak baru saja dimulai.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Pravitri Retno W
Menyusul gencatan senjata yang dicapai antara Etnis Armenia dan Azerbaijan, ribuan pengunjuk rasa berkumpul di ibu kota Armenia pada Rabu (20/9/2023).
Para pengunjuk rasa berkumpul di Republic Square di pusat Kota Yerevan, Armenia.
Demonstran mengecam kegagalan pemerintah Armenia dalam mendukung separatis Armenia di Nagorno-Karabkh.
Mereka menilai pemerintah Nagorno-Karabakh dipaksa menyerah secara memalukan oleh Azerbaijan.
Banyak yang menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan, yang memimpin kekalahan dari Azerbaijan dalam perang tahun 2020.
"Kami berharap dia pergi. Lebih baik bagi seorang pemimpin yang kalah perang untuk pergi daripada tetap tinggal dan melanjutkan," kata Harut (32), pengunjuk rasa di Yerevan.
Dia mengatakan kekalahan itu semakin menyakitkan mengingat sudah lamanya orang-orang Armenia berjuang untuk Nagorno-Karabakh.
Berita Rekomendasi"Ini adalah sesuatu yang telah kami perjuangkan selama 30 tahun, lebih dari 30 tahun dan sekarang semuanya sia-sia," lanjutnya, seperti dikutip dari Al Jazeera.
Baca juga: Nagorno-Karabakh: Azerbaijan klaim kedaulatan setelah 24 jam operasi militer
Kapan perang Armenia-Azerbaijan dimulai?
Azerbaijan dan Armenia terlibat perang berdarah terkait Nagorno-Karabakh pada akhir tahun 1980an dan awal tahun 1990an,
Konflik telah menjadi pemicu kekerasan lebih lanjut pada tahun-tahun berikutnya.
Eskalasi besar konflik terakhir terjadi pada 2020 ketika ribuan orang dilaporkan tewas dalam pertempuran sengit selama enam minggu.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)