NASA: Sampel Asteroid Bennu Tiba di Bumi setelah Perjalanan 7 Tahun dari Luar Angkasa
NASA menerima sampel Asteroid Bennu yang tiba di Bumi setelah perjalanan 7 tahun dari luar angkasa. NASA akan meneliti Asteroid Bennu.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Badan antariksa AS (NASA) berhasil mendaratkan kapsul yang berisi sampel asteroid Bennu setelah perjalanan tujuh tahun melalui luar angkasa, Minggu (24/9/2023).
Kapsul itu membawa muatan puing-puing dan debu dari asteroid Bennu yang dekat dengan Bumi.
Asteroid Bennu akan membantu para ilmuwan lebih memahami bagaimana tata surya kita terbentuk dan bagaimana Bumi bisa dihuni.
Siaran web NASA tentang pendaratan itu mengatakan kapsul tersebut telah melaju ke Bumi dengan kecepatan lebih dari 27.650mph sebelum diterjunkan dengan aman ke Tempat Uji dan Pelatihan militer AS di Utah.
Kapsul itu telah melakukan perjalanan sekitar satu miliar mil untuk mencapai titik ini.
Berbicara setelah kapsul itu mendarat, administrator NASA, Bill Nelson, mengatakan proyek tersebut menunjukkan “hal yang tidak mungkin menjadi mungkin.”
“Ini membawa sesuatu yang luar biasa,” katanya, dikutip dari RT.
Baca juga: Ilmuwan NASA Prediksi Asteroid Besar Tabrak Bumi Tahun 2182, Bisa Hancurkan Wilayah Seluas Texas
“Sampel asteroid terbesar yang pernah diambil di Bumi. Ini akan membantu para ilmuwan menyelidiki pembentukan planet."
"Hal ini akan meningkatkan pemahaman kita tentang asteroid yang mungkin berdampak pada Bumi," lanjutnya.
"Misi tersebut membuktikan NASA melakukan hal-hal besar, hal-hal yang menginspirasi kita, hal-hal yang mempersatukan kita," tambahnya.
Hasil awal analisis batuan dan puing-puing luar angkasa akan diumumkan pada konferensi pers pada 11 Oktober 2023.
Mayoritas sampel akan disimpan untuk dipelajari oleh ilmuwan generasi mendatang.
AS menjadi negara kedua yang mengembalikan sampel asteroid ke Bumi dengan aman, setelah Jepang.
Baca juga: NASA Rilis Laporan soal UFO dan Alien, Sebut Data dan Bukti Masih Kurang
Asteroid Bennu
Asteroid Bennu, yang berdiameter 499 meter, diperkirakan kaya akan karbon dan mengandung molekul air yang terkunci dalam endapan mineral, yang berpotensi menjadi bahan penyusun kehidupan.