Mencekam di Siam Paragon Mall Thailand, Remaja 14 Tahun Berondong Tembakan, Tewaskan Warga Cina
Pusat Darurat Bangkok merevisi jumlah korban tewas sebelumnya, yang menyatakan tiga orang tewas dalam penembakan tersebut.
Editor: Malvyandie Haryadi

TRIBUNNEWS.COM, BANGKOK - Pengunjung Siam Paragon Mall, Thailand, berhamburan ketika seorang remaja memberondong tembakan di pusat perbelanjaan tersebut, Selasa (3/10/2023).
Media lokal sempat memberitakan, tiga orang tewas dan tiga lainnya luka-luka, sementara polisi Thailand mengatakan bahwa tersangka adalah remaja berusia 14 tahun.
"Penembakan terjadi sekitar jam 5 sore di Siam Paragon Mall di Bangkok," ujar Kolonel Polisi Noppadol Thiammekha, Kepala Polisi Pathum Wan kepada CNN.
Belakangan, Pusat Darurat Bangkok merevisi jumlah korban tewas sebelumnya, yang menyatakan tiga orang tewas dalam penembakan tersebut.
Direktur Pusat Darurat Bangkok, Dr. Yutthana Setthanan, mengatakan kepada wartawan bahwa dia awalnya diberitahu bahwa jumlah korban tewas adalah tiga orang, namun kemudian diklarifikasi bahwa satu orang tewas.
Yutthana mengatakan, korban meninggal dunia di mal tersebut dan diyakini merupakan warga negara Tiongkok, seraya menambahkan bahwa tidak ada anak di antara korban yang meninggal atau terluka.
"Di antara tujuh orang yang ditembak di mal, satu orang tewas, dan lima orang luka berat, kata Yutthana, seraya menambahkan bahwa warga negara Thailand dan orang asing termasuk di antara yang terluka.
Sebagai informasi, lebih dari 10,3 juta warga sipil memegang senjata api di Thailand, atau sekitar 15 senjata untuk setiap 100 orang, menurut data tahun 2017 dari Small Arms Survey (SAS) yang berbasis di Swiss.
Sekitar 6,2 juta senjata tersebut terdaftar secara legal, menurut SAS.
Thailand merupakan negara dengan kasus pembunuhan bersenjata tertinggi kedua setelah Filipina di Asia Tenggara, menurut Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) di database Global Burden of Disease 2019 Universitas Washington.
Namun penembakan massal di negara ini jarang terjadi.
Pada Oktober 2022, setidaknya 36 orang tewas dalam serangan senjata dan pisau di sebuah pusat penitipan anak di timur laut Thailand.
Pembantaian di provinsi Nong Bua Lamphu diyakini sebagai insiden paling mematikan di negara tersebut.
Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya kepada keluarga mereka yang tewas dalam penembakan tersebut.
“Saya ingin memberikan dukungan saya kepada keluarga korban meninggal dan semua orang yang terluka,” tulis perdana menteri di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.