Peluncur Rudal Mobile Strela-10 Rusia Hancur Ditabrak Kereta Api, Tiga Tentara Tewas di Donbass
Insiden kereta barang menabrak sistem rudal anti-pesawat jarak pendek Strela-10 Rusia itu terjadi di wilayah Donetsk.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Peluncur Rudal Mobile Strela-10 Rusia Hancur Ditabrak Kereta Api, Tiga Tentara Tewas di Donbass
TRIBUNNEWS.COM - Tiga tentara Rusia dilaporkan tewas di Ukraina timur setelah kendaraan peluncur rudal mobile Strela-10 yang mereka tumpangi hancur ditabrak kereta barang.
Insiden kereta barang menabrak sistem rudal anti-pesawat jarak pendek Strela-10 Rusia itu terjadi di wilayah Donetsk.
Donetsk diklaim Ukraina sebagai wilayah kedaulatannya.
Baca juga: Putra Prigozhin Ambil Alih Unit Elite Wagner Kembali ke Ukraina: Target Pertama, Kuasai Avdiivka
Sementara Rusia, sebaliknya, menganggap Donetsk adalah satu dari empat wilayah yang diklaim membebaskan diri dari Ukraina.
Donetsk dan oblast Luhansk yang bertetangga bersama-sama membentuk wilayah Donbass.
Pada faktanya, Rusia menguasai empat wilayah tersebut pada akhir September 2022.
Adapun insiden itu terjadi pada Senin (2/10/2023) malam waktu setempat.
Menurut laporan outlet independen Rusia, Astra, dua tentara lain Rusia dalam tabrakan di sebelah timur kota Horlivka di Donetsk.
Laporan Astra menambahkan, pengemudi sistem pertahanan udara mobile itu kehilangan kendali atas kendaraannya, berbelok dari jembatan dan kemudian tertabrak kereta api.
Pihak berwenang Rusia belum secara resmi mengomentari laporan tersebut.
Profil Strela-10
Strela-10 adalah sistem rudal permukaan-ke-udara jarak pendek dan sangat mobile.
Sistem persenjataan ini merupakan alat pertahanan udara yang dirancang untuk menjatuhkan pesawat musuh.
Sistem rudal ini menggunakan transporter ringan MT-LB.
"Transporter ringan ini, memberikan "seluruh sistem kualitas berkendara off-road yang sangat baik" dengan kecepatan hingga 38 mil per jam," menurut Kementerian Pertahanan Ceko.
Menurut outlet intelijen sumber terbuka Belanda, Oryx, Rusia telah kehilangan 32 sistem pertahanan udara 9K35 Strela-10 di Ukraina.
Namun, jumlah sebenarnya kemungkinan akan lebih tinggi, karena ini hanya mencakup kerugian yang terverifikasi secara visual.
Rebutan Wilayah di Front Timur
Donetsk, bersama dengan wilayah selatan Zaporizhzhia, telah menjadi fokus serangan balasan tentara Kiev dalam beberapa pekan terakhir setelah Ukraina memulai perlawanan terhadap kantung pendudukan Rusia pada awal Juni.
Pada hari Selasa, Staf Umum Ukraina mengatakan di Facebook bahwa Rusia telah berusaha untuk merebut kembali wilayah di sekitar kota Avdiivka, namun pasukan Moskow tidak berhasil.
Pejuang Ukraina menahan serangan Rusia di Donetsk timur, termasuk serangan terhadap kota Marinka, Staromaiorske dan Rivnopil, tambah militer Ukraina.
Pada pertengahan Agustus, Ukraina menyatakan telah merebut kembali desa Urozhaine di Donetsk, sebelah timur Staromaiorske.
Pada pertengahan Juni, hanya beberapa minggu setelah serangan balasan dimulai, Ukraina mengatakan telah merebut kembali beberapa desa dari kendali Rusia, termasuk Blaodatne, Makarivka dan Storozheve di utara Staromaiorske.
Pihak berwenang Ukraina kemudian mengatakan mereka telah merebut desa Rivnopil, diikuti beberapa minggu kemudian oleh Staromaiorske.
Pasukan Rusia melanjutkan operasi ofensif di Donetsk barat dan bagian timur wilayah tetangga Zaporizhzhia.
"Namun, mereka “tidak memperoleh keuntungan apa pun yang terkonfirmasi pada 2 Oktober,” kata lembaga think tank AS, Institute for the Study of War, dalam asessment terbarunya.
(oln/NW/*)