Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Wartawati Ini Membangkang Sebut Malu Jadi Propagandis Rusia, Kini Terancam Diseret ke Penjara

Seorang wartawan sebuah stasiun televisi pemerintah Rusia telah dibebaskan, setelah memprotes perang Ukraina.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Wartawati Ini Membangkang Sebut Malu Jadi Propagandis Rusia, Kini Terancam Diseret ke Penjara
CBS News
Marina Ovsyannikova 

TRIBUNNEWS.COM -- Seorang wartawan sebuah stasiun televisi pemerintah Rusia telah dibebaskan, setelah memprotes perang Ukraina.

Namun Marina Ovsyannikova harus membayar denda sebesar 270 dolar dan masih terancam hukuman penjara.

Wanita ini memperlihatkan tanda anti perang di belakang presenter studio yang membaca berita di Channel One dan meneriakkan slogan-slogan yang mengecam invasi Rusia ke Ukraina pada Senin (3/10/2023) malam.

Baca juga: Pusing Armada Laut Hitam Terus Diberondong Drone Ukraina, Rusia Kerahkan Pesawat Amfibi Bertorpedo

Ia kemudian ditahan selama semalam dan dibebaskan dengan membayar denda.

Denda yang dijatuhkan kepadanya pada hari Selasa terkait dengan video yang dia rekam sebelum melakukan protes di studio Channel One, di mana dia mendesak masyarakat Rusia untuk bergabung dalam protes anti-perang.

“Rusia adalah negara agresor dan satu orang, Vladimir Putin, yang bertanggung jawab sepenuhnya atas agresi tersebut,” katanya dalam rekaman video, mengacu pada presiden Rusia yang memerintahkan pasukan masuk ke Ukraina pada 24 Februari.

Ovsyannikova, yang telah bekerja untuk Channel One selama beberapa tahun, menambahkan bahwa dia malu menyampaikan “propaganda Kremlin”.

BERITA TERKAIT

“Saya malu membiarkan kebohongan disiarkan dari layar TV. Malu karena saya membiarkan orang lain menjadikan orang-orang Rusia sebagai zombie,” katanya, mendesak orang-orang Rusia untuk keluar dan berdemonstrasi.

Kantor berita negara Tass mengatakan Ovsyannikova masih diselidiki atas protes yang disiarkan berdasarkan undang-undang yang melarang penyebaran “informasi palsu yang sengaja” tentang penggunaan angkatan bersenjata Rusia. Undang-undang baru ini mengancam hukuman penjara maksimal 15 tahun.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengucapkan terima kasih kepada para pengunjuk rasa dalam pidato video malamnya.

“Saya berterima kasih kepada orang-orang Rusia yang tidak berhenti berusaha menyampaikan kebenaran. Kepada mereka yang melawan disinformasi dan mengatakan kebenaran, fakta nyata kepada teman dan orang yang mereka cintai,” kata Zelenskyy.

Baca juga: Peluncur Rudal Mobile Strela-10 Rusia Hancur Ditabrak Kereta Api, Tiga Tentara Tewas di Donbass

“Dan, secara pribadi, kepada wanita yang memasuki studio Channel One dengan poster menentang perang.”

Sebelumnya pada hari Selasa, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menggambarkan protes Ovsyannikova di studio Channel One sebagai “hooliganisme”.

“Saluran ini dan pihak-pihak yang seharusnya melakukan hal ini akan menyelesaikan masalah ini,” katanya kepada wartawan, seraya menggambarkan Channel One sebagai pilar berita yang obyektif dan tepat waktu.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas