100 Orang Tewas usai Gempa Bumi 6,3 SR Guncang Afghanistan Barat, PBB: Kemungkinan Korban Bertambah
PBB memperingatkan bahwa jumlah korban tewas dapat meningkat seiring dengan berlanjutnya upaya pencarian dan penyelamatan.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Gempa bumi dahsyat yang diikuti gempa susulan yang kuat telah menewaskan lebih dari 100 orang di Afghanistan barat, kata pejabat setempat.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan bahwa jumlah korban tewas akibat gempa Afghanistan masih bisa bertambah.
Upaya pencarian dan penyelamatan hingga kini masih berlanjut.
Kementerian Pertahanan Afghanistan dalam postingan di X mengatakan gempa tersebut menewaskan lebih dari 100 orang dan melukai lebih dari 500 orang.
Dikutip Al Jazeera, gempa berkekuatan 6,3 skala Richter melanda 40 kilometer sebelah barat kota Herat sekitar pukul 11.00 waktu setempat pada hari Sabtu (7/10/2023).
Gempa susulan kuat terasa sampai di provinsi tetangga, Badghis dan Farah.
Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB menambahkan bahwa ada perkiraan bahwa sebanyak 320 orang telah tewas.
Baca juga: Populer Internasional: Kecelakaan Bus di Italia - Pakistan Usir 1,73 Juta Migran Ilegal Afghanistan
Namun laporan tersebut belum dikonfirmasi.
“Mitra dan otoritas lokal mengantisipasi jumlah korban meningkat seiring dengan berlanjutnya upaya pencarian dan penyelamatan," kata OCHA.
"Beberapa orang mungkin terjebak di bawah bangunan yang runtuh,” kata OCHA.
Kesaksian Korban Gempa
Di kota Herat, warga Abdul Shakor Samadi mengatakan gempa tersebut diikuti oleh setidaknya lima gempa kuat.
Dikutip dari The Guardian, kerumunan warga meninggalkan gedung-gedung di kota itu sekitar pukul 11.00 waktu setempat.
Saat gempa mulai terjadi, guncangan berlangsung selama lebih dari satu jam.
“Kami sedang berada di kantor dan tiba-tiba gedung mulai berguncang,” kata Bashir Ahmad, warga Herat, 45 tahun, kepada Agence-France Presse.
“Plester dinding mulai berjatuhan dan dinding retak, sebagian dinding dan bagian bangunan roboh," tambahnya.
Bashir Ahmad mengatakan akibat gempa tersebut, sinyal internet terputus.
Sehingga dia tidak dapat menghubungi keluarganya.
Baca juga: Kedutaan Besar Afghanistan di India Ditutup Mulai Oktober 2023
“Saya tidak bisa menghubungi keluarga saya, koneksi jaringan terputus. Saya terlalu khawatir dan takut, itu mengerikan,” tambahnya., dikutip dari BBC.
Sebagai informasi, Herat terletak 120 km sebelah timur perbatasan dengan Iran.
Menurut data Bank Dunia tahun 2019, diperkirakan 1,9 juta orang diyakini tinggal di provinsi tersebut.
Negara ini sering dilanda gempa bumi, terutama di pegunungan Hindu Kush karena terletak di dekat persimpangan lempeng tektonik Eurasia dan India.
Pada bulan Juni 2022, gempa bumi dahsyat melanda wilayah pegunungan terjal di Afghanistan timur.
Gempa meratakan rumah-rumah yang terbuat dari batu dan bata lumpur.
Gempa tersebut merupakan yang paling mematikan di Afghanistan dalam dua dekade terakhir, menewaskan sedikitnya 1.000 orang dan melukai sekitar 1.500 orang.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.