Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Israel Panas Dingin, Perang Melawan Hamas Memakan Waktu Lebih Lama dari Perkiraan Mereka

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyebut pertempuran melawan Hamas saat ini masih berlangsung. Pertempuran ini disebut lebih lama dari perkiraan.

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Daryono
zoom-in Israel Panas Dingin, Perang Melawan Hamas Memakan Waktu Lebih Lama dari Perkiraan Mereka
AFP/RONALDO SCHEMIDT
PERANG KOTA - Tentara Israel mengambil posisi di dekat kota selatan Sderot pada 8 Oktober 2023. Meningkatnya kekerasan antara Israel dan Hamas telah menewaskan hampir 1.000 orang sejak pejuang Palestina melancarkan serangan mendadak besar-besaran, kata para pejabat pada Minggu, seperti yang diperingatkan oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tentang a perang yang "panjang dan sulit" akan terjadi. (RONALDO SCHEMIDT / AFP) 

TRIBUNNEWS.COM - Juru bicara milter Israel, Letkol Richard Hecht mengatakan, saat ini Pasukan Pertahanan Israel (IDF) masih berperang melawan Hamas di Israel selatan.

Pertempuran sengit ini sudah berlangsung kurang lebih 48 jam setelah pejuang Hamas melancarkan serangan mendadak.

Letkol Richard Hecht mengatakan pada Senin (9/10/2023), pertempuran ini berlangsung lebih lama dari apa yang ia perkirakan.

"Kami masih berjuang. Tujuh hingga delapan tempat terbuka di sekitar Gaza di mana kita masih memiliki pejuang yang memerangi mereka," kata Hecht, dikutip dari CNN.

"Ini membutuhkan waktu lebih lama dari yang kami perkirakan. Kami pikir pagi ini kami akan berada di tempat yang lebih baik," lanjutnya.

Ada kemungkinan, kata Hecht, pejuang Hamas masih menyeberang ke Israel dari Gaza.

Baca juga: BREAKING NEWS: Perang Israel-Palestina, 260 Jenazah Ditemukan di Festival Musik Israel

Hecht menambahkan, serangan udara Israel menargetkan lokasi di mana para militan Hamas berkumpul untuk melintasi perbatasan.

Harga Minyak Melonjak

BERITA TERKAIT

Akibat serangan militan Hamas ke Israel membuat harga minyak dunia melonjak empat persen.

Hal ini telah memicu kekhawatiran tentang kemungkinan guncangan pasokan dari wilayah yang kaya minyak mentah tersebut.

Dikutip dari The Times of Israel, Brent melonjak 4,7 persen menjadi $86,65 dan West Texas Intermediate naik 4,5 persen menjadi $88,39 pada awal bisnis Asia.

Baca juga: Israel Evakuasi 260 Mayat dari Lokasi Konser Musik di Gurun Pasir yang Diserang Hamas

Serangan mendadak yang merenggut nyawa 700 warga Israel, sebagian besar adalah warga sipil, dan deklarasi perang Israel sebagai tanggapannya telah menimbulkan kekhawatiran bahwa potensi perluasan konflik dapat melibatkan Amerika Serikat dan Iran.

"Kunci bagi pasar adalah apakah konflik tetap terkendali atau menyebar ke wilayah lain, khususnya Arab Saudi," ucap Brian Martin dan Daniel Hynes dari ANZ Group.

"Setidaknya pada awalnya, tampaknya pasar akan berasumsi bahwa situasi ini akan tetap terbatas dalam hal cakupan, durasi, dan konsekuensi terhadap harga minyak."

"Namun volatilitas yang lebih tinggi diperkirakan akan terjadi," pungkasnya.

AS Kirim Kapal Induk ke Israel

Kapal induk USS Gerald R. Ford saat berlayar di Lautan Atlantik pada 19 Maret 2023.
Kapal induk USS Gerald R. Ford saat berlayar di Lautan Atlantik pada 19 Maret 2023. (US Navy/MCS2 Jackson Adkins)

Baca juga: Perang Israel-Palestina Hari Ketiga, Lebih dari 1.000 Orang Diperkirakan Tewas, RS Kebanjiran Pasien

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas