Jubir Rusia: Zelensky Ganggu AS dan Eropa, Tetap Minta Bantuan setelah Kasus Korupsi di Ukraina
Juru bicara Rusia, Dmitry Peskov mengatakan Presiden Zelensky mengganggu AS dan Eropa dengan tetap minta bantuan setelah kasus korupsi di Ukraina.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan Ukraina saat ini berada dalam situasi yang cukup menantang.
Menurutnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky membuat marah semua orang di Amerika Serikat (AS) dan Eropa karena terus mendesak untuk mengirim bantuan.
"Zelensky berada dalam posisi yang agak sulit. Pertama-tama, dia mulai membuat gugup. Dia mulai mengganggu semua orang baik di Amerika maupun Eropa," kata Peskov kepada pembawa berita, Pavel Zarubin, dalam tayangan TV Rusia, Rabu (11/10/2023).
“Orang-orang mulai bertanya-tanya, "Untuk apa orang ini membelanjakan uang kita jika Ukraina adalah negara yang paling terkenal, Anda tahu, sebagai oasis korupsi di dunia?"” kata juru bicara Kremlin itu.
“Tentu saja, tidak ada yang menyukainya, dan ketidakpuasan terhadap Zelensky akan tumbuh,” Peskov menyimpulkan.
Baca juga: AS Tambah Bantuan Rp3,14 Triliun ke Ukraina setelah Zelensky Takut Diabaikan karena Israel
Ia mengatakan, Presiden Ukraina itu mungkin merasakan hal ini dan merasakan hubungannya mulai retak.
Dmitry Peskov lalu menyoroti eskalasi terbaru antarai Israel dan Hamas Palestina, yang menarik perhatian AS dan negara Barat sehingga teralihkan dari Ukraina yang sedang menanti bantuan.
"Dia (Zelensky) masih memiliki keserakahan, "Bagaimana senjata yang dijanjikan kepada saya bisa diberikan kepada Israel?"” katanya.
Ia mengatakan, hal itu menyulitkan Ukraina untuk bertahan.
"Itulah sebabnya segalanya tidak begitu mudah baginya. Segalanya tidak begitu mudah. Secara tradisional, mereka sudah dimanjakan dan terbiasa dengan bimbingan semacam ini. Kami akan menunggu dan melihat bagaimana (situasinya) akan berkembang dari sini," kata Dmitry Peskov.
Pada awal Oktober 2023, AS meminta Ukraina untuk memerangi korupsi di pemerintahannya dengan mengeluarkan beberapa pemberitahuan.
Hal ini menyusul keputusan Kongres AS yang menghapus dana bantuan untuk Ukraina dari rencana fiskalnya dan pemberian bantuan yang tertunda.
Zelensky Khawatir AS dan Sekutu Mengabaikan Ukraina
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-596: Zelensky Minta Senjata Lagi, Persiapan Perang Musim Dingin
Zelensky sebelumnya mengungkapkan kecemasan tentang eksalasi militer antara Israel-Hamas Palestina yang dapat mengalihkan perhatian AS dan sekutu Barat dari perang Rusia-Ukraina.
"Jika perhatian internasional beralih dari Ukraina, dengan satu atau lain cara, hal ini akan menimbulkan konsekuensi,” kata Zelensky dalam wawancara dengan France24 pada Selasa (10/10/2023).
Menurutnya, nasib Ukraina di medan perang sangat bergantung dengan dukungan internasional.
"Nasib Ukraina bergantung pada persatuan seluruh dunia,” tambahnya.
Ia juga berharap, AS segera memberi kepastian tentang bantuan militer yang tertunda karena perdebatan anggaran di Kongres AS.
"Kami juga berharap Washington akan menjamin kelanjutan bantuan," lanjutnya.
Hamas vs Israel
Baca juga: Pasien Membludak, Rumah Sakit Palestina Alami Krisis saat Israel Bombardir Gaza
Eskalasi terbaru antara Hamas Palestina-Israel terjadi setelah Hamas menyerang wilayah Israel pada Sabtu (7/10/2023) dengan menerobos Jalur Gaza.
Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu, mendeklarasikan perang dengan Hamas dan mengerahkan 300.000 pasukan cadangan.
Israel membombardir sejumlah titik yang diduga markas Hamas di Jalur Gaza, yang juga meruntuhkan pemukiman warga sipil, rumah sakit, sekolah, dan tempat perlindungan lainnya.
Pihak berwenang Palestina mengatakan sedikitnya 1.055 orang tewas dan 5.184 lainnya terluka di Gaza akibat serangan balasan Israel, seperti dilaporkan ABC News.
Di Israel, setidaknya 1.200 orang tewas dan lebih dari 2.900 lainnya terluka oleh pasukan Hamas.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.