China Siap Selenggarakan KTT Belt and Road di Tengah Perang Hamas-Israel
China dikabarkan telah bersiap menjadi tuan rumah KTT Belt and Road yang berlangsung 17 hingga 18 Oktober 2023 di tengah konflik yang terjadi
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING – China dikabarkan telah bersiap menjadi tuan rumah KTT Belt and Road yang berlangsung 17 hingga 18 Oktober 2023 di tengah konflik yang terjadi antara Hamas-Israel.
Para pejabat China berharap forum tersebut akan membantu meningkatkan posisi negaranya sebagai kekuatan global terkemuka, meskipun perang Israel dengan kelompok militan Hamas akan terus mendominasi berita utama.
Adapun Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengecam tindakan Israel yang “melampaui lingkup pembelaan diri” dan menyerukan agar “menghentikan hukuman kolektif terhadap rakyat Gaza”.
Baca juga: Siapa saja para pimpinan penting Hamas?
“Israel harus mendengarkan dengan sungguh-sungguh seruan masyarakat internasional dan Sekretaris Jenderal PBB serta menghentikan hukuman kolektif terhadap rakyat Gaza,” ujarnya.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken telah meminta China untuk menggunakan “pengaruhnya” di Timur Tengah guna meredakan konflik yang terjadi antara Hamas-Israel.
China sendiri diketahui memiliki hubungan yang hangat dengan Iran, yang kepemimpinan ulamanya mendukung Hamas dan Hizbullah, kelompok militan Lebanon yang dapat membuka front kedua melawan Israel.
Awal tahun ini, China juga menjadi perantara perjanjian antara Iran dan Arab Saudi.
“Utusan khusus Beijing Zhai Jun akan mengunjungi Timur Tengah pekan ini untuk mendorong gencatan senjata dalam konflik Israel-Hamas dan mendorong perundingan perdamaian,” kata stasiun televisi negara CCTV pada Minggu (15/10/2023), tanpa menyebutkan negara mana yang akan dia kunjungi.
Perang Hamas vs Israel
Sebagaimana diketahui, Hamas telah meluncurkan serangan skala besar terhadap Israel pada awal bulan ini.
Lantas Israel membalas serangan itu dengan menembak, menikam dan membakar hingga tewas lebih dari 1.400 orang, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil Gaza.
Di bawah pemboman besar-besaran Israel di Jalur Gaza yang dikuasai Hamas, lebih dari satu juta orang meninggalkan rumah mereka dalam suasana kekacauan dan keputusasaan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.