Makin Kejam, Israel Ancam Tangkap Pemrotes dan Masukkan ke Lokasi yang Telah Dibombardir di Gaza
Kepala polisi Israel, Kobi Shabtai menegaskan tidak akan ada toleransi sama sekali terhadap protes yang mendukung Gaza di Israel.
Editor: Hendra Gunawan
“Setelah Operasi Penjaga Tembok [perang tahun 2021 dengan Gaza, yang menyaksikan banyak bentrokan Arab-Yahudi di kota-kota campuran], kami mengambil pelajaran dari pengalaman kami, dan mendirikan ‘ruang perang’ untuk melawan hasutan semacam itu,” kata Asisten Komisaris Dror Asraf.
“[Hari ini, operasi tersebut] mengidentifikasi hasutan atau perencanaan online atau informasi operasional apa pun yang kami identifikasi di semua platform, yang bertujuan mengganggu ketertiban umum dan merugikan orang lain.”
Sementara itu, panel etika parlemen Israel telah memutuskan untuk memberhentikan anggota parlemen sayap kiri, Ofer Cassif, karena pernyataannya yang dianggap anti-Israel setelah perang pecah.
Cassif pernah memberikan wawancara di mana dia menuduh pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memberlakukan rencana di Gaza, yang dia bandingkan dengan “Solusi Akhir” Nazi terhadap orang-orang Yahudi di Eropa.
Pada kesempatan lain, dia mengatakan kepada media asing bahwa “Israel menginginkan kekerasan ini”, mengacu pada serangan Hamas.
Menurut Jerusalem Post, Cassif telah ditangguhkan selama 45 hari.
Dalam postingan media sosial yang diterbitkan pada hari Rabu, Cassif menyebut keputusan Knesset sebagai “paku lain dalam peti mati kebebasan berekspresi politik”.
“Dalam setiap wawancara saya, saya menekankan kecaman saya sepenuhnya dan rasa jijik saya yang mendalam terhadap pembantaian kriminal yang dilakukan Hamas. Pernyataan politik yang menentang pendudukan dan perang bukanlah pernyataan yang menentang Israel, karena perdamaian dan keadilan juga bermanfaat bagi Israel dan penduduknya,” katanya. (Al Jazeera)