Penjara Negev Israel Jadi Abu Ghraib Baru Bagi Warga Palestina: Penyiksaan Brutal hingga Kematian
Laporan penyiksaan ekstrem muncul dari dalam penjara-penjara Israel ketika hampir 900 warga Palestina ditahan di Tepi Barat kurang dari 2 minggu
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Penjara Negev Israel Jadi Abu Ghraib Baru Bagi Warga Palestina: Penyiksaan Brutal hingga Kematian yang Dibiarkan
TRIBUNNEWS.COM - Qaddura Fares, Kepala Otoritas Urusan Narapidana dan Mantan Narapidana Palestina menyebut, penjara Israel di Nagev menjadi Abu Ghraib baru.
Penjara Abu Ghraib, berada di Irak, dilaporkan adalah penjara yang menjadi lokasi sejumlah Tentara AS menyiksa para warga Irak yang dianggap membangkang saat invasi AS ke negara tersebut pada 2003 silam.
Baca juga: Israel Minta Bantuan AS Dana Darurat 10 Miliar Dolar, Washington Kirim Joint Direct Attack Munition
Fares menyebut, patah anggota badan dan pemukulan parah adalah salah satu taktik ekstrem yang digunakan oleh pejabat Israel di dalam penjara Negev terhadap tahanan Palestina sejak dimulainya Operasi Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023.
“Banyak tahanan yang anggota badan, kaki, dan tangannya patah, dan setelah pemukulan, rekan-rekan mereka tidak dapat lagi mengenali mereka," kata dia dilansir TC.
"Penjara Negev telah menjadi seperti Abu Ghraib, pusat kebrutalan dan perlakuan kejam terhadap para tahanan,” bunyi pernyataan yang dikeluarkan pada Kamis (19/10/2023 oleh ketua Komisi Urusan Tahanan dan Mantan Tahanan Palestina tersebut.
“Israel membuat para tahanan Palestina membayar harga atas kegagalannya, bertindak semata-mata dengan semangat balas dendam,” tambah Fares.
Baca juga: Rusia Kirim 27 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza, AS: Awas Saja Kalau Ada yang Jatuh ke Tangan Hamas
Israel Tahan 850 Orang dalam Waktu Kurang dari Dua Pekan
Pekan lalu, administrasi penjara Negev juga memutus semua air dan listrik di seluruh bagian penjara sebagai bagian dari pendekatan hukuman kolektif yang dilakukan Tel Aviv.
Sistem penjara Israel dianggap sangat brutal terhadap warga Palestina yang dipenjara, terutama mereka yang dihukum karena melawan pendudukan.
Metode yang digunakan Israel terhadap tahanan termasuk penyiksaan fisik, kekerasan mental, kurang tidur, dan kekerasan seksual.
Selain itu, narapidana yang menderita penyakit parah sengaja diabaikan dan dibiarkan mati, seperti yang terjadi baru-baru ini pada kasus pejuang pembebasan Palestina, Nasser Abu Hamid yang terserang kanker.
Lebih dari 850 warga Palestina telah ditahan dalam waktu kurang dari dua minggu, ketika Tel Aviv melancarkan kampanye penangkapan setiap hari di Tepi Barat yang diduduki sambil mengepung penduduk sipil di Jalur Gaza.
Sejak Rabu malam, setidaknya 120 warga Palestina telah ditahan oleh pasukan Israel di Tepi Barat dan Yerusalem Timur yang mereka duduki.
Menurut sumber lokal, di kota Tulkarem, penggerebekan Israel telah berlangsung selama lebih dari 12 jam.
Tel Aviv juga mengerahkan buldoser untuk menghancurkan jalan-jalan dan infrastruktur kamp pengungsi Nour Shams.
Perlawanan terhadap serangan Israel juga terus terjadi, dengan pejuang Palestina melawan dan menghancurkan kendaraan Israel di Tepi Barat.
Tentara Israel dan milisi pemukim bersenjata telah membunuh sedikitnya 69 warga Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem sejak dimulainya kampanye genosida yang terjadi di Jalur Gaza.
(oln/TC/*)