Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Intelijen Ukraina: Tentara Rusia Kelaparan, Saking Lemahnya Pakai Rompi Anti-Peluru Pun Tak Sanggup

Prajurit Rusia itu mengaku dia sangat lemah karena kekurangan makanan dan air. Saking lemahnya, dia tak mampu memakai rompi anti-peluru yang berat

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Intelijen Ukraina: Tentara Rusia Kelaparan, Saking Lemahnya Pakai Rompi Anti-Peluru Pun Tak Sanggup
DMITRY KOSTYUKOV/AFP via Getty Images
Seorang tentara Rusia makan sambil duduk di dekat tank di kota Dzhava di Ossetia Selatan pada 9 Agustus 2008. 

Intelijen Ukraina: Tentara Rusia Kelaparan, Saking Lemahnya Pakai Rompi Pun Tak Sanggup

TRIBUNNEWS.COM - Intelijen Ukraina mengklaim laporan tentang seorang tentara Rusia yang kelaparan di garis depan pertempuran karena tidak mendapat suplai logistik.

Klaim intelijen Ukraina itu merujuk pada hasil sadapan percakapan telepon mereka terhadap tentara Rusia tersebut.

Prajurit Rusia itu disebutkan mengaku dia sangat lemah karena kekurangan makanan dan air.

Saking lemahnya, sampai-sampai dia tidak bisa mengenakan rompi antipeluru yang berat.

Baca juga: Dikirim ke Medan Perang Pakai Lapis Baja Butut Soviet, Tubuh Tentara Rusia Berserakan di Avdiivka

Hasil sadapan terhadap tentara Rusia itu diunggah Intelijen Pertahanan Ukraina pada Kamis (19/10/2023).

Dalam unggahan video berdurasi dua menit tersebut, terdengar percakapan yang tampaknya terjadi antara seorang tentara Rusia yang tidak dikenal dan istrinya.

Berita Rekomendasi

“Kami belum mendapat makanan yang diantar selama tiga minggu,” kata tentara itu kepada istrinya, menurut terjemahan Kyiv Post.

“Hari ini sudah hari ketujuh sejak kami dibawakan air,” curhat sang prajurit.

Tentara tersebut kemudian bercerita, dia sangat lemah karena kekurangan nutrisi sehingga dia tidak bisa lagi mengenakan rompi antipeluru yang berat di garis depan, kata laporan itu.

"Persetan! Saya sudah melepas rompi antipeluru, saya tidak punya kekuatan untuk memakainya," tambahnya, menurut lansiran Kyiv Post.

“Apa bedanya? (pakai atau tidak pakai rompi) Itu tidak masuk akal. Lagipula prajurit yang terluka tidak dibawa keluar (pertempuran),” kata si prajurit.

Tentara tersebut, kata laporan itu, juga mengeluh karena tidak ada pejabat Rusia yang “peduli sama sekali,” dan menambahkan bahwa unitnya telah kehilangan sekitar 100 orang “dalam beberapa hari.”

"Serangan itu gagal. Semuanya kacau, semua orang terbunuh," katanya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas