Israel Juga Bombardir Gereja Ortodoks di Gaza, 18 Warga Kristen Tewas
Gereja ini oleh sebagian warga Gaza digunakan untuk tempat mengungsi sekaligus berlindung dari serangan udara Israel yang membabi-buta.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Militer Israel benar-benar beringas membombardir Jalur Gaza. Tidak hanya rumah sakit, militer Israel juga membombardir Gereja Ortodoks Yunani Saint Porphyrius di Kota Gaza dan menewaskan sejumlah orang serta korban luka dalam jumlah cukup banyak, Kamis, 19 Oktober 2023.
Seorang wanita menangis di Gereja Ortodoks Yunani setelah serangan Israel
Gereja ini oleh sebagian warga Gaza digunakan untuk tempat mengungsi sekaligus tempat berlindung dari serangan udara Israel yang membabi-buta beberapa hari terakhir.
Karena itu ketika serangan udara Israel menghantam gereja ini korban jiwa dan luka menjadi cukup banyak, menurut kementerian dalam negeri Gaza.
Serangan itu menyebabkan “sejumlah besar martir dan terluka” di kompleks Gereja Ortodoks Yunani Saint Porphyrius di Kota Gaza, sebut kementerian dalam negeri Gaza, Kamis malam 19 Oktober 2023.
Kantor media pemerintah yang dikelola Hamas di Gaza hari Jumat melaporkan, 18 warga Kristen Palestina termasuk di antara korban tewas.
Para saksi mata mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa serangan udara tersebut tampaknya ditujukan pada sasaran yang dekat dengan tempat ibadah abad ke-12 di mana banyak warga Gaza yang beragama Kristen dan Muslim mengungsi ketika perang berkecamuk di daerah kantong tersebut.
Militer Israel mengatakan kepada AFP bahwa jet tempurnya telah menghantam pusat komando dan kendali yang terlibat dalam peluncuran roket dan mortir ke arah Israel.
“Akibat serangan IDF [tentara Israel], tembok sebuah gereja di daerah itu rusak. Kami mengetahui laporan mengenai korban jiwa. Insiden ini sedang ditinjau," sebut saksi mata.
Para saksi mata mengatakan serangan itu merusak bagian depan gereja dan menyebabkan bangunan di dekatnya runtuh, dan banyak orang yang terluka dievakuasi ke rumah sakit.
Saint Porphyrius, dibangun sekitar tahun 1150, adalah gereja tertua yang masih digunakan di Gaza. Terletak di lingkungan bersejarah Kota Gaza, gereja ini menawarkan perlindungan bagi orang-orang dari berbagai agama selama beberapa generasi.
Baca juga: Putra Mahkota Arab Saudi Kecam Keras Serangan Israel terhadap Warga Sipil Palestina di Gaza
Patriarkat Ortodoks Yunani di Yerusalem menyatakan “kecaman paling keras” atas serangan tersebut.
“Menargetkan gereja-gereja dan lembaga-lembaganya, serta tempat perlindungan yang mereka sediakan untuk melindungi warga yang tidak bersalah, terutama anak-anak dan perempuan yang kehilangan rumah mereka akibat serangan udara Israel di wilayah pemukiman selama 13 hari terakhir, merupakan kejahatan perang yang tidak dapat diabaikan.” kata patriarkat dalam sebuah pernyataan.
Menjelaskan kerusakan yang terjadi pada gereja tersebut, militer Israel menyatakan: “Hamas dengan sengaja menanamkan asetnya di wilayah sipil dan menggunakan penduduk Jalur Gaza sebagai tameng manusia.”
Baca juga: Gereja Ortodoks di Gaza Terkena Serangan Udara Israel, Setidaknya 8 Orang Meninggal
Gaza dilanda rentetan tembakan Israel yang tiada henti menyusul serangan pejuang Hamas pada 7 Oktober, yang menurut Israel menewaskan sedikitnya 1.400 orang, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil.
Kampanye Israel sejak itu telah menewaskan sedikitnya 3.785 warga Palestina di Jalur Gaza, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil, menurut kementerian kesehatan Hamas.
Sumber: Al Jazeera