Putin: Negara Barat Pakai Agama dan Rasisme untuk Kacaukan Perdamaian Dunia
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan negara Barat pakai agama dan rasisme untuk mengacaukan perdamaian dunia, dengan mendorong perpecahan.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Endra Kurniawan
Dalam pertemuan itu, Putin juga mengucapkan belasungkawa kepada semua warga Israel yang kehilangan anggota keluarganya akibat serangan militan Palestina, Hamas, pada Sabtu (7/10/2023).
Namun, Putin memperingatkan, orang yang tidak bersalah di Gaza seharusnya tidak ikut 'dihukum'.
“Orang yang tidak bersalah tidak boleh dimintai pertanggungjawaban atas kejahatan yang dilakukan oleh orang lain,” kata Putin.
Menurut Putin, serangan balasan Israel juga tidak dapat dilakukan berdasarkan prinsip tanggung jawab kolektif yang terkenal buruk karena ribuan orang tewas.
Pemimpin Komunitas Agama di Rusia Dorong Perdamaian di Gaza
T. Tadzhuddin, syekh Islam di Rusia yang juga hadir dalam pertemuan itu, mengutarakan pendapatnya di hadapan Putin dan pemimpin agama lainnya untuk mendorong solusi dua negara.
"Tidak diragukan lagi, inti dari konflik ini terletak pada ketidakadilan terhadap rakyat Palestina, yang sudah berlangsung lebih dari 70 tahun, di mana resolusi PBB mengenai pembentukan dua negara -Israel dan Palestina- yang tidak dilaksanakan," kata T. Tadzhuddin.
Ia menyoroti beberapa negara tidak berkontribusi dalam penyelesaikan konflik secara adil, namun malah mendorong adanya kekerasan dan standar ganda.
Sementara itu, uskup Gereja Ortodoks Rusia, Patriark Kirill mengatakan konflik di Tanah Suci tidak boleh mempengaruhi hubungan antar umat beragama.
"Tanah Suci adalah harta kita bersama, spiritual, budaya, sejarah. Oleh karena itu, perdamaian di Tanah Suci menjadi tanggung jawab dan perhatian kita bersama," katanya, dikutip dari RT.
Konflik terbaru Hamas Palestina dan Israel terjadi setelah Hamas menyerang wilayah Israel dengan menerobos perbatasan di Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) pagi.
Hamas menculik kurang lebih 200 warga Israel dan meluncurkan roket yang menewaskan lebih dari 1.400 orang.
Israel segera membalas serangan itu dengan membombardir Gaza, yang merupakan basis Hamas.
Hingga Rabu (25/10/2023), lebih dari 6.546 orang terbunuh di Palestina, termasuk 2.704 anak-anak, 1.584 perempuan, dan 364 orang lanjut usia.
Selain itu, lebih dari 17.439 orang terluka di Palestina.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)