Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Lembaga Inggris: Israel Gunakan Kelaparan Sebagai Senjata Perang di Gaza

Israel menggunakan kelaparan sebagai "senjata perang" selama operasi militer yang mereka sebut sebagai pembersihan etnis di Jalur Gaza.

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Lembaga Inggris: Israel Gunakan Kelaparan Sebagai Senjata Perang di Gaza
AFP/AHMAD GHARABLI
Warga Muslim Palestina mengambil bagian dalam salat Jumat siang ketika polisi Israel berjalan melewati lingkungan Ras al-Amud di Yerusalem Timur, pada 20 Oktober 2023, menyusul pembatasan usia oleh keamanan Israel hingga di atas 50 tahun bagi jamaah yang ingin mengakses Al- Kompleks Masjid Aqsa, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas. Ribuan orang, baik warga Israel maupun Palestina, tewas sejak 7 Oktober 2023, setelah militan Hamas Palestina yang berbasis di Jalur Gaza, memasuki Israel selatan dalam serangan mendadak yang menyebabkan Israel menyatakan perang terhadap Hamas di Gaza pada 8 Oktober. (Photo by AHMAD GHARABLI / AFP) 

Lembaga Inggris: Israel Gunakan Kelaparan Sebagai Senjata Perang di Gaza

TRIBUNNEWS.COM - LSM dan organisasi amal yang berbasis di Inggris, Oxfam, mengidentifikasi metode pemerintah Israel menggunakan kelaparan sebagai "senjata perang" selama operasi militer yang mereka sebut sebagai pembersihan etnis di Jalur Gaza.

Entitas kemanusiaan tersebut meminta Tel Aviv untuk memfasilitasi bantuan asing ke wilayah Gaza, kantong wilayah yang terkepung total.

"Hal itu mengingat pemerintah Israel telah memutus aliran listrik, pasokan medis, makanan, dan air yang memasuki Jalur Gaza, sebagai “hukuman kolektif,” tulis pernyataan lembaga tersebut, Kamis (26/10/2023).

Baca juga: Mau Masuk ke Gaza, Israel Malah Ribut Sendiri: Serangan Darat Besar-besaran Batal?

Oxfam menekankan kalau penghentian bantuan ke Gaza telah secara drastis memperburuk situasi bagi penduduk daerah kantong tersebut.

Terlebih, militer Israel terus melakukan “pengepungan total” dan pemboman tanpa henti di wilayah tersebut, yang telah mengakibatkan kematian lebih dari 6.600 orang warga sipil Palestina, termasuk 2.704 anak-anak.

Oxfam mengeluarkan pernyataan pada 25 Oktober, yang mengungkapkan kalau hanya dua persen dari makanan yang akan dikirimkan telah memasuki Gaza sejak pengepungan total.

Berita Rekomendasi

LSM tersebut menyebut kalau seharusnya ada 104 truk bantuan diperlukan untuk memasuki wilayah kantong tersebut setiap hari untuk mengurangi dampak perang terhadap penduduk Gaza.

PBB juga meminta Israel bersikap lunak dalam mengizinkan pengiriman bantuan masuk ke Gaza.

(oln/*/TC)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas