Produsen Energi Terbesar di Inggris: Siap-siap Harga Listrik Naik 70 Persen
Krisis energi juga menerpa Inggris. Produsen energi terbesar di negara tersebut memperingatkan harga listrik naik 70 persen
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Produsen Energi Terbesar di Inggris: Siap-siap Harga Listrik Naik 70 Persen
TRIBUNNEWS.COM - Inggris kemungkinan besar akan mengalami lonjakan harga listrik secara tajam.
Hal itu menyusul peringatan dari perusahaan energi terbesar di negara tersebut, RWE yang menyebut kalau harga yang ditawarkan oleh otoritas Inggris untuk listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga angin harus dinaikkan hingga 70 persen.
Sebagai catatan, RWE adalah perusahaan energi multinasional Jerman yang berkantor pusat di Essen, Jerman. Perusahaan ini menghasilkan dan memperdagangkan listrik di kawasan Asia-Pasifik, Eropa, dan Amerika Serikat.
Baca juga: Perang Ukraina Lawan Rusia Belum Kelar, AS Siap Boncos Bantu Israel, Pentagon: Senjata Kami Cukup
Perusahaan ini merupakan pengembang pembangkit listrik tenaga angin lepas pantai terbesar kedua di dunia dan perusahaan energi terbarukan terbesar ketiga di Eropa yang menyuplai ke berbagai negara di blok tersebut, termasuk Inggris.
Tom Glover, Country Chair RWE di Inggris, telah memperingatkan kalau tanpa kenaikan dengan persentase tersebut, pembangkit listrik tenaga angin baru tidak akan layak secara hitung-hitungan ekonomis.
Menurut Glover, London harus membayar antara £ 65 ($79) dan £ 75 per megawatt hour (MwH) untuk listrik yang dihasilkan dari pembangkit listrik.
Harga ini jauh lebih tinggi dibandingkan harga £ 44 yang ditawarkan dalam lelang terbaru yang dikelola pemerintah.
“Kita perlu melihat harga yang jauh lebih tinggi,” katanya.
Baca juga: NATO Semaput, Inggris Ngos-ngosan, AS Kehabisan Uang, Ukraina Terancam Sendirian Lawan Rusia
![ILUSTRASI : Pembangkit listrik tenaga angin](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/pembangkit-listrik-tenaga-angin_20150629_072132.jpg)
“Setiap proyek berbeda tetapi £ 65 hingga £ 75 terasa dalam rentang yang tepat,” katanya.
Pernyataannya muncul tak lama setelah putaran baru lelang pembangunan pembangkit listrik tenaga angin lepas pantai pada September dari pemerintah Inggris, sepi bahkan tidak tawaran dari pengembang untuk membangun ladang baru.
Ketentuan lelang pemerintah Inggris mewajibkan operator untuk menandatangani program “kontrak untuk perbedaan” yang menawarkan “harga kesepakatan” minimum untuk output mereka.
Aturannya, jika harga pasar turun di bawah harga kesepakatan, penyedia listrik akan menerima selisihnya.
Jika harga pasar berada di atas harga kesepakatan, maka generator akan membayar kelebihannya.
Rancangan rencana putaran alokasi berikutnya, yang saat ini sedang dipersiapkan oleh pemerintah Inggris, diperkirakan akan dirilis dalam beberapa minggu.
Menaikkan harga kesepakatan dapat membuat tagihan konsumen di negara tersebut melonjak.
"Alternatif (energi) seperti gas alam akan lebih mahal daripada tenaga angin," menurut Glover.
Dia menyoroti kalau Inggris berisiko kehilangan target untuk membangun kapasitas pembangkit listrik tenaga angin lepas pantai sebesar 50 gigawatt pada tahun 2030 kecuali putaran penawaran berikutnya menawarkan harga lelang yang lebih menarik bagi investor.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.