Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tempat Pengungsian di Gaza Mulai Penuh, UNRWA: Berisiko pada Kesehatan

UNRWA mengatakan saat ini tempat pengungsian mulai penuh, telah mencapai hampir 3 kali lipat dari kapasitas.

Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Tempat Pengungsian di Gaza Mulai Penuh, UNRWA: Berisiko pada Kesehatan
AFP/MAHMUD HAMS
Seorang gadis muda membawa makanan yang didistribusikan di kamp darurat bagi para pengungsi di Khan Yunis di Jalur Gaza selatan pada 25 Oktober 2023, saat pertempuran antara Israel dan gerakan Hamas Palestina terus berlanjut. 

TRIBUNNEWS.COM - Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNRWA) mengatakan saat ini tempat pengungsian mulai penuh, telah mencapai hampir 3 kali lipat dari kapasitas.

Saat ini, sekitar 629.000 pengungsi berlindung di 150 lokasi PBB di Jalur Gaza.

UNRWA mengatakan banyaknya jumlah pengungsi di tempat pengungsian berisiko pada kesehatan.

“Kondisi kepadatan yang berlebihan saat ini masih menjadi perhatian dan mewakili risiko kesehatan dan perlindungan,” kata UNRWA, dikutip dari BBC.

Beberapa Pasien di Rumah Sakit Gaza Sudah Menunjukkan Gejala Penyakit

Para dokter di Gaza mengatakan beberapa pasien yang tiba di rumah sakit menunjukkan tanda-tanda penyakit.

Baca juga: UNHCR Catat Lebih dari 114 Juta Orang jadi Pengungsi Akibat Perang di Ukraina hingga Gaza

Gejala penyakit tersebut disebabkan oleh kepadatan tempat pengungian dan sanitasi yang buruk.

BERITA REKOMENDASI

Badan-badan bantuan juga telah berulang kali memperingatkan akan adanya krisis kesehatan di daerah kantong Palestina.

Wilayah yang kecil dan padat saat ini di bawah blokade Israel yang telah memutus aliran listrik, air bersih dan bahan bakar, dengan hanya konvoi kecil makanan dan obat-obatan PBB yang masuk.

Dokter kesehatan masyarakat di RS Nasser di Khan Younis, Nahed Abu Taaema mengatakan tempat pengungsian yang penuh menjadi tempat berkembang biak penyakit.

“Kerumunan warga sipil dan fakta bahwa sebagian besar sekolah yang digunakan sebagai tempat penampungan menampung banyak orang, merupakan tempat berkembang biak utama penyebaran penyakit,” kata Nahed Abu Taaema, dikutip dari Reuters.

Warga Palestina yang mengungsi akibat pemboman Israel di Jalur Gaza duduk di kamp tenda yang disediakan UNDP di Khan Younis pada Kamis, 19 Oktober 2023. Ratusan warga Palestina memadati kamp tenda kumuh di Gaza selatan, sebuah gambaran yang telah membawa kembali kenangan akan trauma terbesar mereka. Pembangunan kota tenda yang dilakukan secara dadakan di Khan Younis untuk melindungi sejumlah warga Palestina yang kehilangan atau meninggalkan rumah mereka selama beberapa hari terakhir akibat pemboman hebat Israel telah menimbulkan kemarahan, ketidakpercayaan dan kesedihan di seluruh dunia Arab. (AP Photo/Fatima Shbair, File)
Warga Palestina yang mengungsi akibat pemboman Israel di Jalur Gaza duduk di kamp tenda yang disediakan UNDP di Khan Younis pada Kamis, 19 Oktober 2023. Ratusan warga Palestina memadati kamp tenda kumuh di Gaza selatan, sebuah gambaran yang telah membawa kembali kenangan akan trauma terbesar mereka. Pembangunan kota tenda yang dilakukan secara dadakan di Khan Younis untuk melindungi sejumlah warga Palestina yang kehilangan atau meninggalkan rumah mereka selama beberapa hari terakhir akibat pemboman hebat Israel telah menimbulkan kemarahan, ketidakpercayaan dan kesedihan di seluruh dunia Arab. (AP Photo/Fatima Shbair, File) (AP/Fatima Shbair)

Baca juga: Utusan Palestina Sindir Negara-negara Berstandar Ganda di PBB, Desak Hentikan Israel Bombardir Gaza

Seorang wanita yang tinggal di rumah sakit PBB, Sojood Najm mengatakan cuaca yang ekstrem di pengungsian membuat anak-anak mengalami sakit.

“Panas di dalam tenda di bawah terik matahari tengah hari dan banyak serangga serta lalat. Di malam hari cuacanya dingin dan tidak ada cukup selimut untuk semua orang. Anak-anak semuanya sakit,” kata Sojood Najm.

Sepertiga Rumah Sakit di Gaza Tidak Beroperasi

Bahan bakar yang semakin menipis, membeuat sepertiga rumah sakit di Gaza tidak beroperasi.

“Kami berlutut meminta operasi kemanusiaan yang berkelanjutan, ditingkatkan, dan dilindungi,” kata kepala keadaan darurat regional WHO, Rick Brennan.

Rumah Sakit swasta Indonesia, yang terbesar di Gaza utara, mengatakan pada hari Selasa bahwa mereka telah mematikan semuanya kecuali departemen penting terakhir seperti Unit Perawatan Intensif.

Satu-satunya rumah sakit lain yang masih melayani pasien di Gaza utara, Rumah Sakit Beit Hanoun, menghentikan operasinya karena pemboman hebat terhadap kota tersebut.

(Tribunnews.com/Farrah Putri)

Artikel Lain Terkait Konflik Palestina vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas