Komandan Pasukan Elite Quds Korps Garda Revolusi Iran Ada di Lebanon, Hizbullah Libas Pasukan Israel
Komandan pasukan elite Korps Garda Revolusi Iran, Esmail Qaani dilaporkan sudah berkoordinasi dengan pasukan Hizbullah terkait eskalasi Israel di Gaza
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom

Komandan Pasukan Elite Quds Korps Garda Revolusi Iran Ada di Lebanon, Hizbullah Tumbangkan Satu Pasukan Israel
TRIBUNNEWS.COM - Komandan Pasukan elite Quds dari Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC), Esmail Qaani, saat ini dilaporan berada “on ground” di Lebanon.
Esmail Qaani dilaporkan sudah berkoordinasi dengan pasukan Hizbullah.
Informasi itu dikatakan seorang narasumber informasi kepada media yang berbasis di Inggris, Amwaj Media.
Baca juga: Video Tentara Israel Perlahan Maju ke Dalam Gaza, Mau Belah Wilayah Jadi 2, Kamp Pengungsi Dihajar
Baca juga: Perang Bayangan Iran vs Israel Memanas, AS-China Sama-sama Was-was Teheran Bikin Konflik Meluas
Pesan dari Pemimpin Tertinggi Iran
Menurut sumber tersebut, Qaani tiba di Lebanon satu hari setelah dimulainya Operasi Banjir Al-Aqsa Hamas pada 7 Oktober 2023 silam.
Mereka menambahkan bahwa ia meninggalkan Lebanon untuk melakukan pertemuan antara tanggal 16 dan 20 Oktober dan “sejak itu terus hadir” di negara tersebut, di mana “fokus misinya… adalah membantu mengoordinasikan kemungkinan konfrontasi yang lebih luas dengan Israel.”
Setelah kembali ke Lebanon, Qaani bertemu dengan para pemimpin Hizbullah dan faksi perlawanan Palestina yang berbasis di Lebanon.
“Dalam pertemuan itu, Esmail Qaani menyampaikan pesan dari Pemimpin Tertinggi Iran,” kata laporan media tersebut.
Amwaj Media mengutip seorang pejabat senior keamanan, mengatakan kalau Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah, adalah orang yang “benar-benar mengambil keputusan.”
Baca juga: Sekjen Hizbullah Hassan Nasrallah Awasi Langsung Perang Israel dari Jam ke Jam

Pekan lalu, anggota parlemen Hizbullah, Hassan Fadlallah menegaskan kalau Nasrallah “secara aktif memantau” dan mengawasi front selatan Lebanon melawan Israel.
“Sementara [Ruang Operasi Gabungan Poros Perlawanan] secara nominal dipimpin oleh Pasukan Quds, Nasrallah tampaknya bertanggung jawab atas apa yang mungkin terjadi selanjutnya di perbatasan antara Israel dan Lebanon,” tulis Amwaj Media.
Baca juga: Israel Kini Kobarkan Perang di Tiga Front: Gaza, Lebanon, dan Suriah, AS Kirim Tambahan Rudal
Selama perang tahun 2006 antara Hizbullah dan Israel, mantan panglima Pasukan Quds Qassem Soleimani berada di lapangan bersama para pejuang Hizbullah di Lebanon.
Sejak 7 Oktober dan peluncuran Operasi Banjir Al-Aqsa, Hizbullah telah melancarkan serangan harian terhadap situs militer Israel, pos terdepan, dan menara pengawasan.
Puluhan tentara Israel tewas atau terluka, dan sedikitnya 15 tank Merkava hancur.
Serangan Hizbullah dilakukan sebagai solidaritas terhadap perlawanan Palestina.
Menurut Hasan Illaik, analis dan penulis dari TC, serangan-serangan ini pada dasarnya berhasil memusnahkan sebagian besar peralatan pengawasan yang telah dibangun Israel di perbatasan Lebanon selama bertahun-tahun.

Hizbullah Tumbangkan Satu Pasukan Israel
Perlawanan Lebanon telah mendokumentasikan serangan-serangan ini melalui video yang mereka rilis secara berkala di halaman media mereka.
Serangan terakhir diluncurkan pada siang hari tanggal 31 Oktober.
“Pada (12:22) Selasa, 31 Oktober 2023 siang, setelah pemantauan cermat terhadap pasukan pendudukan (Israel) di perbatasan oleh Mujahidin Perlawanan Islam, sebuah penyergapan dilakukan terhadap pasukan Israel yang ditempatkan di Bukit Al-Khazzan di sekitar situs Al-Asi,” kata pernyataan Hizbullah pada Selasa.
Para pejuang menargetkan pasukan tersebut dengan peluru kendali, yang menyebabkan serangan langsung dan semua anggotanya terbunuh atau terluka.
Setelah Israel mengumumkan perluasan serangan darat terbatas ke Gaza pekan lalu, tentara mereka kini berusaha untuk maju lebih jauh ke jalur Gaza yang sudah terkepung, terlibat dalam bentrokan sengit dengan kelompok perlawanan Palestina.
Banyak yang khawatir, sejalan dengan apa yang dikatakan para analis, kalau invasi darat Israel secara penuh akan memicu keterlibatan langsung Poros Perlawanan dalam perang tersebut.
Poros Perlawanan yang dimaksud adalah milisi-milisi perlawanan di berbagai wilayah yang terafiliasi dengan Iran.
Iran memang memiliki sejumlah proksi faksi militer di sejumlah negara di kawasan seperti di Lebanon, Irak, dan Suriah.
Jika Israel tetap berniat melancarkan serangan darat besar-besaran ke Gaza, hal ini akan membuat Hizbullah secara penuh dan resmi membuka front selatan melawan Israel dan akan melihat keterlibatan beberapa faksi dan pemain lain, termasuk Iran.
Adapun Nasrallah dijadwalkan memberikan pidato pada tanggal 3 November. Pidato disebut akan mengumumkan perintah terkait situasi terkini perang Hamas dan Israel di Gaza.
(oln/NM/TC/*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.