Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Pengusiran Warga Gaza Dimulai, Israel Tekan Mesir Terima Pengungsi dengan Imbalan Penghapusan Utang

Tekanan ke Mesir itu beriring tawaran dari Israel agar Bank Dunia menghapus utang luar negeri Mesir yang besar sebagai imbalan menampung warga Gaza.

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Pengusiran Warga Gaza Dimulai, Israel Tekan Mesir Terima Pengungsi dengan Imbalan Penghapusan Utang
AP/Ashraf Amra
UNDP menyediakan puluhan bantuan bagi warga Palestina yang terlantar akibat pemboman Israel di Jalur Gaza, terlihat di Khan Younis pada Kamis, 19 Oktober 2023. Ratusan warga Palestina memadati kamp tenda kumuh di selatan Gaza, sebuah gambaran yang telah membawa dampak buruk bagi warga Palestina. kembali kenangan trauma terbesar mereka. Pembangunan kota tenda yang dilakukan secara dadakan di Khan Younis untuk melindungi sejumlah warga Palestina yang kehilangan atau meninggalkan rumah mereka selama beberapa hari terakhir akibat pemboman hebat Israel telah menimbulkan kemarahan, ketidakpercayaan dan kesedihan di seluruh dunia Arab. (AP Photo/Ashraf Amra, File) 

Pengusiran Warga Gaza Dimulai, Israel Tekan Mesir Buat Terima Pengungsi dengan Imbalan Penghapusan Utang

TRIBUNNEWS.COM - Israel dilaporkan mulai menjalankan kembali rencana lama mereka untuk memindahkan paksa 2,3 juta penduduk Gaza ke Sinai, Mesir.

Memanfaatkan momen serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 silam, Israel membombardir Gaza dengan alasan memberangus kelompok milisi pembebasan Palestina tersebut.

Belakangan, ide relokasi paksa warga Palestina dari tanah mereka di Gaza kembali digencarkan dengan sejumlah upaya Israel mencari dukungan untuk melakukan hal tersebut.

Baca juga: Dokumen Intelijen Israel Bocor: Mau Jadikan Warga Gaza Kaum Terusir di Tenda-Tenda Sinai Mesir

Terbaru, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berusaha menekan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi untuk menerima pengungsi dari Jalur Gaza.

Tekanan itu beriring tawaran agar Bank Dunia menghapus utang luar negeri Mesir yang besar sebagai imbalannya.

Kabar itu dilansir laporan surat kabar Israel, Yediot Ahronoth pada Selasa (31/11/2023).

Berita Rekomendasi

"Baru-baru ini, Israel juga meminta para pemimpin internasional untuk mencoba meyakinkan Presiden Mesir Sisi agar menerima pengungsi di Sinai, Mesir," tulis laporan tersebut.

Sisi menolak gagasan tersebut, dengan mengatakan kalau Sinai berpotensi menjadi daerah basis kelompok perlawanan Palestina untuk menyerang Israel, sehingga menciptakan masalah keamanan di Kairo.

Seorang anak laki-laki Palestina duduk di reruntuhan bangunannya yang hancur akibat serangan udara Israel di kamp Nuseirat di Jalur Gaza tengah pada Senin, 16 Oktober 2023. (AP Photo/Hatem Moussa)
Seorang anak laki-laki Palestina duduk di reruntuhan bangunannya yang hancur akibat serangan udara Israel di kamp Nuseirat di Jalur Gaza tengah pada Senin, 16 Oktober 2023. (AP Photo/Hatem Moussa) (AP/Hatem Moussa)

Pengulangan Tragedi Nakba 1948

Mesir rentan terhadap tekanan Israel karena mengalami rekor inflasi dan kekurangan mata uang asing dalam beberapa tahun terakhir, sehingga menyulitkan negara Afrika Utara tersebut untuk membayar utang luar negerinya dan membayar impor penting, termasuk gandum.

“Apa yang terjadi saat ini di Gaza adalah upaya untuk memaksa warganya berlindung dan berimigrasi ke Mesir – dan kami tidak akan menerimanya,” tegas Sisi.

Sisi mengatakan kalau jika Israel ingin menjaga warga Palestina di Gaza aman dari serangan darat besar-besaran Israel, mereka harus diizinkan untuk mengungsi ke wilayah gurun Negev di selatan Israel dan kemudian kembali setelah Hamas dikalahkan.

Dia menambahkan: “Mesir menentang segala upaya untuk menyelesaikan masalah Palestina melalui cara militer atau melalui pengusiran paksa warga Palestina dari tanah mereka – apa pun yang akan merugikan negara-negara di kawasan.”

Sisi mengatakan bahwa jika warganya diminta melakukan hal tersebut, jutaan dari mereka akan turun ke jalan dan berdemonstrasi menentang perjalanan warga Gaza ke Sinai.

Sekitar 2,4 juta warga Palestina tinggal di Jalur Gaza.

Pada awal perang, banyak dari mereka yang berbondong-bondong menuju penyeberangan Rafah yang ditutup.

Tawaran Netanyahu kepada Sisi muncul setelah Kementerian Intelijen Israel pada 13 Oktober merekomendasikan agar Israel menggunakan alasan perang dengan Hamas untuk secara paksa memindahkan 2,3 juta penduduk Gaza ke Sinai Mesir sebagai pengungsi dan mencegah mereka kembali.

Hal ini, jika benar terjadi, akan  merupakan pengulangan Tragedi Nakba tahun 1948.

Baca juga: Para Pemimpin Arab-Eropa Terbelah Soal Gaza di KTT Mesir, Ungkit Tragedi Nakba 1948, Apa Itu?

Warga Palestina menghuni kamp tenda sementara yang didirikan untuk mereka yang terpaksa mengungsi dari rumah mereka akibat perintah evakuasi dan serangan udara Israel, di Khan Younis, Jalur Gaza selatan.
Warga Palestina menghuni kamp tenda sementara yang didirikan untuk mereka yang terpaksa mengungsi dari rumah mereka akibat perintah evakuasi dan serangan udara Israel, di Khan Younis, Jalur Gaza selatan. (Kredit foto: Bloomberg/TC)

Ide Lama yang Dicoba Kembali demi Perluasan Permukiman Yahudi

Rencana Israel merelokasi paksa warga Gaza ke Sinai Mesir dibocorkan oleh aktivis Partai Likud untuk mengukur opini dalam negeri Israel dan dunia internasional atas rencana tersebut.

Sebagai catatan, Kementerian Intelijen Israel dipimpin oleh Gila Gamliel dari Partai Likud.

Pada 2010, Gamliel dan Netanyahu meminta presiden Mesir saat itu Hosni Mubarak untuk menerapkan rencana yang sama.

Mubarak menolak gagasan tersebut dan digulingkan pada bulan Januari 2011 menyusul protes jalanan yang diorganisir dan didukung oleh aktivis Mesir yang bekerja sama dengan Departemen Luar Negeri AS.

Netanyahu mengajukan permintaan serupa kepada penerus Mubarak, Mohammad Morsi, pada tahun 2012, namun Morsi juga menolaknya.

Sisi kemudian menggulingkan Morsi pada tahun 2013.

Pada tahun 2014, Netanyahu membuat proposal serupa kepada Sisi di mana Israel akan mencaplok pemukiman di Tepi Barat dan Palestina akan menerima bagian dari Sinai utara.

Gerakan permukiman Israel berupaya untuk merebut kembali Gaza dan membangun kembali pemukiman Gush Katif di sana sejak Perdana Menteri Ariel Sharon memerintahkan evakuasi pemukim Yahudi dari jalur tersebut pada tahun 2005.

Israel terus melakukan pengepungan ekonomi dan militer yang mencekik di Gaza sejak saat itu.

(oln/TC/*)
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas