Pengusiran Warga Gaza Dimulai, Israel Tekan Mesir Terima Pengungsi dengan Imbalan Penghapusan Utang
Tekanan ke Mesir itu beriring tawaran dari Israel agar Bank Dunia menghapus utang luar negeri Mesir yang besar sebagai imbalan menampung warga Gaza.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Pengusiran Warga Gaza Dimulai, Israel Tekan Mesir Buat Terima Pengungsi dengan Imbalan Penghapusan Utang
TRIBUNNEWS.COM - Israel dilaporkan mulai menjalankan kembali rencana lama mereka untuk memindahkan paksa 2,3 juta penduduk Gaza ke Sinai, Mesir.
Memanfaatkan momen serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 silam, Israel membombardir Gaza dengan alasan memberangus kelompok milisi pembebasan Palestina tersebut.
Belakangan, ide relokasi paksa warga Palestina dari tanah mereka di Gaza kembali digencarkan dengan sejumlah upaya Israel mencari dukungan untuk melakukan hal tersebut.
Baca juga: Dokumen Intelijen Israel Bocor: Mau Jadikan Warga Gaza Kaum Terusir di Tenda-Tenda Sinai Mesir
Terbaru, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berusaha menekan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi untuk menerima pengungsi dari Jalur Gaza.
Tekanan itu beriring tawaran agar Bank Dunia menghapus utang luar negeri Mesir yang besar sebagai imbalannya.
Kabar itu dilansir laporan surat kabar Israel, Yediot Ahronoth pada Selasa (31/11/2023).
"Baru-baru ini, Israel juga meminta para pemimpin internasional untuk mencoba meyakinkan Presiden Mesir Sisi agar menerima pengungsi di Sinai, Mesir," tulis laporan tersebut.
Sisi menolak gagasan tersebut, dengan mengatakan kalau Sinai berpotensi menjadi daerah basis kelompok perlawanan Palestina untuk menyerang Israel, sehingga menciptakan masalah keamanan di Kairo.
Pengulangan Tragedi Nakba 1948
Mesir rentan terhadap tekanan Israel karena mengalami rekor inflasi dan kekurangan mata uang asing dalam beberapa tahun terakhir, sehingga menyulitkan negara Afrika Utara tersebut untuk membayar utang luar negerinya dan membayar impor penting, termasuk gandum.
“Apa yang terjadi saat ini di Gaza adalah upaya untuk memaksa warganya berlindung dan berimigrasi ke Mesir – dan kami tidak akan menerimanya,” tegas Sisi.
Sisi mengatakan kalau jika Israel ingin menjaga warga Palestina di Gaza aman dari serangan darat besar-besaran Israel, mereka harus diizinkan untuk mengungsi ke wilayah gurun Negev di selatan Israel dan kemudian kembali setelah Hamas dikalahkan.
Dia menambahkan: “Mesir menentang segala upaya untuk menyelesaikan masalah Palestina melalui cara militer atau melalui pengusiran paksa warga Palestina dari tanah mereka – apa pun yang akan merugikan negara-negara di kawasan.”
Sisi mengatakan bahwa jika warganya diminta melakukan hal tersebut, jutaan dari mereka akan turun ke jalan dan berdemonstrasi menentang perjalanan warga Gaza ke Sinai.