Dibombardir Israel, Jabalia Kini Jadi ‘Kota Hantu’, Rumah Hancur Hingga Bermil-mil Jauhnya
Tentara Israel memperkirakan 70 persen bangunan kamp pengungsi di kamp pengungsi Jabalia hancur total.
Penulis: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM - Kamp Jabalia di Jalur Gaza utara yang selama ini jadi tempat tinggal para pengungsi Palestina telah menjadi “kota hantu” karena hancur-lebur dibombardir militer Israel.
Sebanyak 70 persen rumah dan bangunan di Jabalia hancur total akibat serangan mematikan Israel di wilayah tersebut.
“Sejauh mata memandang terbentang bermil-mil rumah yang hancur. Sulit untuk berpaling dari sisa-sisa kamp pengungsi Jabalia di Gaza utara yang hancur,” tulis Amos Harel, seorang analis urusan militer seperti dimuat surat kabar Haaretz.
Tentara Israel memperkirakan 70 persen bangunan kamp pengungsi di kamp pengungsi Jabalia hancur total. “Saya melihat beberapa bangunan yang masih berdiri pun rusak parah,” kata Harel.
Israel telah melancarkan operasi darat skala besar di Gaza utara sejak 5 Oktober untuk mencegah kelompok Palestina Hamas berkumpul kembali.
Namun, warga Palestina menuduh Israel berusaha menduduki wilayah tersebut dan menggusur paksa penduduknya.
Sejak saat itu, tidak ada cukup bantuan kemanusiaan termasuk makanan, obat-obatan, dan bahan bakar yang diizinkan masuk ke wilayah tersebut, sehingga penduduk yang tersisa berada di ambang kelaparan.
“IDF (tentara) pernah beroperasi di sini dua kali sebelumnya, pada Desember 2023 dan Mei 2024. Namun kali ini, kamp tersebut dibongkar,” kata Amos.
“Jabalia telah menjadi kota hantu. Di luar, Anda sering melihat segerombolan anjing liar berkeliaran dan berburu sisa makanan.”
Baca juga: Lagi Pasang Jebakan Buat Al Qassam, Unit Elite Tentara Israel Jebol Diberondong Serangan di Jabalia
Serangan Israel di Gaza utara adalah episode terbaru dalam perang brutal Israel di Jalur Gaza yang telah menewaskan lebih dari 45.200 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, sejak 7 Oktober 2023.
Israel telah membunuh lebih dari 45.000 orang, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak, di Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, dan membuat wilayah tersebut menjadi puing-puing.