Jet Tempur F-15 AS Gempur Korps Garda Revolusi Iran di Suriah
Serangan ini menandai respons terbaru Washington terhadap serangan pesawat tak berawak dan roket terhadap pangkalan-pangkalannya di wilayah tersebut.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Jet Tempur F-15 AS Gempur Korps Garda Revolusi Islam di Suriah
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden dilaporkan telah memerintahkan serangan udara terhadap Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran dan kelompok-kelompok afiliasinya di Suriah, Rabu (8/11/2023).
Serangan AS itu dilaporkan menyasar gudang senjata di Suriah yang diduga digunakan IRGC.
Serangan ini menandai respons terbaru Washington terhadap serangan pesawat tak berawak dan roket terhadap pangkalan-pangkalannya di wilayah tersebut.
Baca juga: Serangan Udara Besar-besaran Dini Hari Hantam Pangkalan Militer AS di Irak dan Suriah
Baca juga: Serangan Terbaru ISIS Tewaskan 30 Tentara di Suriah, Benarkah Difasilitasi AS?
"Dua jet tempur F-15 AS melakukan serangan udara terbaru pada hari Rabu di Suriah timur," kata Pentagon dalam sebuah pernyataan.
AS telah melancarkan serangan di wilayah yang sama pada tanggal 26 Oktober terhadap kelompok militan yang didukung Iran,
Milisi yang dibekingi Iran ini dituduh Washington bertanggung jawab atas serangan terhadap pangkalan-pangkalannya.
Pos-pos dan pangkalan militer AS di Suriah dan pangkalan militer Irak telah diserang setidaknya 38 kali sejak 17 Oktober. Eskalasi ini mencerminkan meningkatnya ketegangan di wilayah tersebut di tengah perang Israel-Hamas.
Iran Ancam Perang Terbuka
Teheran telah berulang kali memperingatkan kalau berbagai kekuatan regional tidak akan tinggal diam, “front baru” akan terbuka, jika Washington terus mendukung Israel dalam pemboman di Gaza.
Setidaknya 45 tentara AS terluka dalam serangan drone dan roket tersebut.
Serangan tanggal 18 Oktober terhadap Pangkalan Udara Al-Asad di Irak menyebabkan kematian seorang kontraktor AS, yang dilaporkan meninggal saat berlindung di tempat tersebut.
“Amerika Serikat sepenuhnya siap untuk mengambil tindakan lebih lanjut yang diperlukan untuk melindungi rakyat dan fasilitas kami,” kata Pentagon.
“Kami mendesak agar eskalasi apa pun tidak terjadi,” lanjut pernyataan itu.
Pasukan AS secara ilegal menduduki wilayah kaya minyak di timur laut Suriah sejak tahun 2014, dengan tujuan memerangi teroris ISIS.
Pendudukan terus berlanjut meskipun kelompok teroris tersebut dikalahkan oleh pasukan Rusia, AS, Suriah dan Iran di wilayah yang berada di bawah kendali Damaskus.
(oln/AN/RT/*)