Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Israel Lagi-lagi Tembaki Rumah Sakit di Gaza, Jumlah Korban Jiwa Belum Diketahui

Pasukan Israel kembali menembaki rumah sakit di Gaza. Di RS Anak Al-Nasr, Israel telah menembaki dua kali, sementara RS Indonesia diserang 11 rudal.

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Sri Juliati
zoom-in Israel Lagi-lagi Tembaki Rumah Sakit di Gaza, Jumlah Korban Jiwa Belum Diketahui
dok. BBC
Koordinat lokasi Rumah Sakit Al-Shifa di Jalur Gaza. Infografis: BBC - Pasukan Israel kembali menyerang rumah sakit di Gaza. Yang terbaru, Israel telah menembaki dua rumah sakit di Gaza, yakni Rumah Sakit Anak al-Rantisi dan Rumah Sakit al-Shifa. 

TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Israel kembali menyerang rumah sakit di Gaza.

Direktur Rumah Sakit Anak Al-Nasr mengatakan, pasukan Israel telah menembaki tempatnya sebanyak dua kali.

Sementara itu, Rumah Sakit Indonesia telah diserang dengan 11 rudal oleh Israel dan telah merusak beberapa bagian fasilitas tersebut.

Yang terbaru, Israel telah menembaki dua rumah sakit di Gaza, yakni Rumah Sakit Anak al-Rantisi dan Rumah Sakit al-Shifa.

Direktur Rumah Sakit Anak al-Rantisi di Gaza mengatakan bahwa serangan udara Israel telah menghantam fasilitas medis tersebut.

Akibatnya, kebakaran hebat pun terjadi di rumah sakit tersebut.

Baca juga: BREAKING NEWS Israel Bombardir Rumah Sakit Indonesia di Gaza

Dikutip dari Al Jazeera, rumah sakit yang terletak di bagian utara Jalur Gaza ini sebelumnya terkena serangan Israel awal pekan ini.

Berita Rekomendasi

Juru bicara Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, Ashraf al-Qudra mengatakan, serangan Israel di fasilitas medis ini tampaknya memakan korban jiwa.

"Tim medis masih memeriksa lokasi untuk mengetahui apakah ada (korban) tewas atau terluka," kata al-Qudra.

"Israel sekarang melakukan langkah-langkah berbahaya terhadap rumah sakit dengan membuat mereka tidak berfungsi lagi dan kemudian menggusur orang-orang yang berlindung di sana, serta pasien dan petugas medis," lanjutnya.

Direktur jenderal Rumah Sakit al-Shifa, Mohammad Abu Salmiya mengatakan, sekelompok warga sipil di samping wartawan ditembaki di halaman pusat medis.

Baca juga: AS: Israel Setujui Jeda Kemanusiaan selama 4 Jam Setiap Hari di Jalur Gaza

"Hal ini menimbulkan banyak korban jiwa, termasuk luka kritis. Bisa jadi terjadi pembantaian di tempat ini karena banyaknya orang di kompleks ini," katanya.

"Sebelumnya, mereka mengebom sebuah gedung yang sangat dekat dengan rumah sakit. Dan sekarang, terjadi bentrokan hebat dan pengeboman besar-besaran di dekat rumah sakit," lanjutnya.

Abu Salmiya melanjutkan, Israel terus melakukan serangan rudalnya ke rumah sakit di Gaza.

Israel, kata Abu Salmiya, telah perang melawan rumah sakit dan perang melawan seluruh warga Palestina.

Abu Salmiya menyebut, dengan Israel menyerang rumah sakit sama saja dengan hukuman mati bagi tenaga medis dan pasien di dalamnya.

Baca juga: Tentara Israel Wanita Tewas di Gaza usai Serangan Udara dari Negaranya Sendiri, Usia Masih 19 Tahun

"Masyarakat tidak akan bisa menerima layanan kesehatan dan obat-obatan dari rumah sakit, yang akan mempengaruhi kesejahteraan mereka dalam situasi kesehatan masyarakat yang sudah sangat sulit."

"Semua orang tahu kebutuhan rumah sakit. Semua orang tahu rumah sakit telah menjadi kuburan," katanya.

AS Sebut Israel Setuju Hentikan Serangan

Tentara Israel berpindah posisi selama latihan di Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi pada 9 November 2023, di tengah meningkatnya ketegangan lintas batas antara Hizbullah dan Israel ketika pertempuran berlanjut di selatan dengan militan Hamas di Jalur Gaza. (Foto oleh Jalaa MAREY / AFP)
Tentara Israel berpindah posisi selama latihan di Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi pada 9 November 2023, di tengah meningkatnya ketegangan lintas batas antara Hizbullah dan Israel ketika pertempuran berlanjut di selatan dengan militan Hamas di Jalur Gaza. (Foto oleh Jalaa MAREY / AFP) (AFP/JALAA MAREY)

Di sisi lain, Amerika Serikat (AS) menyebut bahwa Israel telah menyetujui untuk menghentikan operasi militer di beberapa bagian utara Gaza selama empat jam sehari.

Jeda tersebut, kata AS, memungkinkan orang untuk melarikan diri melalui dua koridor kemanusiaan dan dapat digunakan untuk pembebasan sandera.

Baca juga: Pengakuan Mengejutkan Komandan Militer Hamas di Gaza, Kritik Pemimpin Mereka Hidup Nyaman di Qatar

Meski begitu, tanda-tanda akan berhentinya pertempuran yang memakan korban jiwa tersebut tidak nampak.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa jeda apa pun akan tercerai-berai, dan tidak ada konfirmasi resmi mengenai rencana jeda yang berulang.

Dikutip dari Reuters, ketika Netanyahu ditanya apakah akan ada penghentian dalam pertempuran, ia menegaskan bahwa hal tersebut tidak akan terjadi.

"Tidak. Pertempuran terus berlanjut melawan musuh Hamas, tetapi di lokasi tertentu untuk jangka waktu tertentu, yaitu beberapa jam di sini atau selama beberapa jam."

"Kami ingin memfasilitasi perjalanan yang aman bagi warga sipil untuk menjauh dari zona pertempuran dan kami melakukan hal itu," ucapnya.

Baca juga: Mesir Tolak Tawaran AS Jadi Pengawas Keamanan Gaza: Tak Mau Jadi Bagian Pembasmian Hamas

Di wilayah utara Gaza, tidak ada laporan adanya jeda pertempuran.

Pasukan Israel telah mengepung Kota Gaza dan tank-tanknya bergerak maju ke jantung kota saat mereka memburu militan Hamas.

Masing-masing pihak melaporkan menimbulkan banyak korban di pihak lain dalam pertempuran jalanan yang intens.

Para pejabat Israel berbicara secara lebih umum mengenai langkah-langkah yang tampaknya sesuai dengan pengaturan yang sudah ada.

Dalam beberapa hari terakhir, Israel mengizinkan warga sipil melewati rute utama Gaza ke selatan dengan aman selama tiga atau empat jam setiap hari. Komentar Gedung Putih menunjukkan bahwa rute kedua akan dibuka.

Baca juga: Media Israel Ungkap Taktik Tempur Rumit Hamas di Gaza, Kritik Tentara IDF Pongah dan Over-optimistis

"Kami melakukan langkah-langkah lokal dan tepat untuk memungkinkan keluarnya warga sipil Palestina dari Kota Gaza ke arah selatan, sehingga kami tidak merugikan mereka."

"Hal-hal ini tidak mengurangi semangat perang," kata Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant.

(Tribunnews.com/Whiesa)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas