Tentara Israel Wanita Tewas di Gaza usai Serangan Udara dari Negaranya Sendiri, Usia Masih 19 Tahun
Tentara wanita Israel tewas usai jadi korban serangan udara yang dilakukan oleh negaranya sendiri.
Penulis: garudea prabawati
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COOM - Seorang tentara wanita Israel yang jadi tawanan di Gaza, tewas usai terkena serangan udara dari negaranya sendiri.
Kabar itu dikatakan oleh sayap militer kelompok perlawanan Palestina, Hamas.
Hamas menyebut, serangan udara Israel itu terjadi pada Kamis (9/11/2023).
Korban tewas bernama Fa’oul Azai Mark Asiyani dan masih berusia 19 tahun.
“Al-Qassam melaporkan kematian tentara tawanan, Fa’oul Azai Mark Asiyani, 19 tahun, yang berasal dari pemukiman Modi’in, dan cederanya tentara tawanan lainnya dengan luka sedang dalam serangan udara Israel yang melanda Gaza,” kata pernyataan Hamas melalui Telegram, mengutip Anadolu Agency.
Baca juga: 21 Anggota Keluarganya Dibunuh Israel, Warga Palestina: Mereka Melihat Kami sebagai Manusia Binatang
Hal ini menjadikan jumlah korban tewas sandera Israel di Jalur Gaza menjadi 61 orang.
Sementara Brigade Al-Qassam juga mengatakan seorang tentara tawanan lainnya terluka dalam serangan tersebut.
Mereka lebih lanjut mengindikasikan bahwa nantinya akan memberikan dokumentasi untuk mendukung keakuratan pengumuman itu, namun tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Hingga pukul 18.20 GMT, belum ada tanggapan dari pihak Israel.
Israel telah melancarkan serangan udara dan darat tanpa henti di Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh kelompok perlawanan Palestina, Hamas, pada 7 Oktober, yang menyandera puluhan orang.
Setidaknya 10.569 warga Palestina, termasuk 4.324 anak-anak dan 2.823 wanita, telah terbunuh. Sementara itu, jumlah korban tewas di Israel hampir 1.600 orang, menurut angka resmi.
Baca juga: Dubes Palestina Terima Langsung Bantuan Kemanusiaan dari Warga Indonesia
Palestinian Red Crescent officials mengatakan Rumah Sakit Al-Quds hanya memiliki waktu 24 jam sebelum ditutup.
Pejabat Palestinian Red Crescent di Tepi Barat Gaza sempat menghubungi direktur ambulans dan pusat darurat di Gaza, Mohammed Abu Msbeh, yang memberikan informasi terkini tentang situasi yang semakin berbahaya di Rumah Sakit al-Quds Kota Gaza.
Abu Msbeh mengatakan bahwa rumah sakit memiliki waktu sekitar 24 jam hingga bahan bakar untuk generatornya habis, mengutip Al Jazeera.
Dan jika nantinya bahan bakar habis, mengakibatkan penutupan total semua layanan rumah sakit.
Selain itu dia mengatakan bahwa komunikasi internet di daerah tersebut telah terputus selama dua hari dan jalan di sekitar rumah sakit lumpuh selama empat hari berturut-turut.
“Dalam beberapa jam mendatang keputusan yang sangat sulit harus diambil, apakah akan terus bekerja di rumah sakit atau mengevakuasi semua orang ke daerah yang mungkin lebih berbahaya,” kata Abu Msbeh.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)