Israel Serbu RS Al-Shifa Gaza, Hamas Salahkan AS dan Mencak-mencak kepada Biden
Hamas menyalahkan Amerika Serikat atas serbuan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) ke Rumah Sakit Al-Shifa di Kota Gaza.
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM – Hamas menyalahkan Amerika Serikat (AS) atas serbuan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) ke Rumah Sakit Al-Shifa di Kota Gaza.
Menurut Hamas, AS dan presidennya, Joe Biden, telah memberikan “lampu hijau” atau izin untuk melancarkan serbuan itu.
Di samping itu, Hamas menuding AS sepakat dengan klaim dari Israel bahwa RS Al-Shifa digunakan oleh anggota Hamas.
“(AS dan Biden) bertanggung jawab penuh atas dampak serbuan tentara pendudukan ke Kompleks RS Shifa, dan apa yang dialami oleh tenaga kesehatan dan ribuan pengungsi, sebagai hasil dari kejahatan brutal terhadap fasilitas kesehatan yang dilindungi oleh Konvensi Jenewa Keempat," kata Hamas dikutip dari Sky News, (15/11/2023).
Di sisi lain, pihak Gedung Putih telah meminta para pasien dilindungi selama penyerbuan Israel ke RS tersebut.
“Kami tidak mendukung serangan terhadap rumah sakit dari udara dan kami tidak ingin melihat baku tembak di sebuah rumah sakit yang menjadi tempat orang-orang tak berdosa, tak berdaya, orang sakit mencari perawatan yang pantas didapatkan mereka, terjebak dalam bakut tembak,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih.
Sementara itu, Israel mengaku tidak menduduki rumah sakit itu. Israel juga menyebut operasi militer mereka menargetkan lokasi spesifik di komplek RS.
Baca juga: IDF Geledah Ruang Bawah Tanah RS Al-Shifa, Dr Munir al-Bursh: Tidak Ada Peluru yang Ditembakkan
Israel minta Hamas menyerah
Israel mengatakan operasi militer di RS Al-Shifa adalah operasi dengan target yang spesifik.
Menurut Israel ada anggota Hamas yang bersembunyi RS itu. Mereka pun diminta menyerah.
“Dalam beberapa pekan belakangan, IDF telah berulang kali memperingatkan bahwa penggunaan RS itu oleh Hamas untuk keperluan militer telah membahayakan statusnya sebagai tempat yang dilindungi menurut UU internasional,” kata Idf di Twitter.
IDF juga sudah meminta agar semua aktivitas militer di RS itu dihentikan dalam waktu 12 jam.
Sniper menyerang pasien
LSM amal bernama Doctors Without Border (MSF) mengatakan para pasien di area Rumah Sakit (RS) Al-Shifa di Gaza ditembaki oleh seorang sniper atau penembak runduk.