Media Israel Beritakan Tewasnya Komandan Tinggi Hamas, Ahmed Ghandour Sempat 2 Kali Lolos dari Maut
Salah satu komandan tinggi Hamas, Ahmed Ghandour, dilaporkan tewas akibat serangan Israel.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM - Seorang komandan tinggi Hamas yang diyakini lolos dari dua percobaan pembunuhan sebelumnya, dilaporkan tewas akibat serangan udara Israel.
Abu Anas al-Ghandour, juga dikenal sebagai Ahmed Ghandour, dilaporkan tewas dalam serangan Pasukan Pertahanan Israel (IDF), menurut media Israel, Maariv, Selasa (14/11/2023).
Almog Boker, reporter Channel 13 Israel, juga mengutip laporan kematian Ghandour.
Ia menulis dalam sebuah postingan di X (dulunya Twitter) bahwa komandan tersebut dianggap sebagai salah satu "jagoan" kelompok Hamas.
IDF belum mengkonfirmasi kematian Ghandour hingga Selasa, Maariv melaporkan.
Pihak dari Hamas juga tidak mengeluarkan pernyataan apapun seputar dugaan kematian Ghandour.
Baca juga: Siapa Yahya Sinwar? Pemimpin Hamas yang Dilaporkan Dikepung dan Terjebak di Dalam Bungkernya
Menurut profil yang dicantumkan oleh Counter Extremism Project, sebuah organisasi internasional non-partisan dan nirlaba yang berbasis di AS, Ghandour adalah komandan sayap militer Hamas cabang utara.
Ia disebut-sebut sebagai “orang kepercayaan” komandan tertinggi Hamas, Mohammed Deif.
Ghandour juga dikabarkan terlibat penculikan tentara Israel Gilad Shalit pada tahun 2006.
Penangkapan Shalit memicu serangan besar-besaran Israel di Jalur Gaza.
Israel akhirnya membebaskan lebih dari 1.000 tahanan Palestina sebagai imbalan atas pembebasan Shalit seorang.
Mengutip themessenger.com, Ghandour juga diyakini selamat dari dua upaya pembunuhan yang diduga dilakukan oleh pasukan Israel pada tahun 2002 dan 2012, menurut Counter Extremism Project.
Sementara itu, IDF sebelumnya mengkonfirmasi telah membunuh para pemimpin dan agen Hamas lainnya dalam beberapa hari terakhir.
Mereka adalah komandan batalion yang mengawasi sistem anti-tank Jembatan Khan Yunis, Yaakov Ashour dan Ahmed Siam, yang diduga menjaga para sandera.
Pada hari Senin (13/11/2023), Israel juga mengklaim pasukannya telah membunuh 21 anggota Hamas yang menembaki tentara Israel dari Rumah Sakit Al-Quds di Kota Gaza, rumah sakit terbesar kedua di wilayah tersebut.
Siapa Mohammed Deif, Komandan Tertinggi Hamas?
Baca juga: Israel Klaim Berhasil Musnahkan Komandan Tertinggi Hamas, Termasuk Pasukan Elite Nukhba
Mohammed Deif dikenal sebagai komandan tertinggi Hamas.
Ia dilahirkan dengan nama Mohammed Diab Ibrahim al Masri di kamp pengungsi Khan Younis pada tahun 1960an, menurut Sky News.
Ia memiliki julukan "Sang Tamu," atau "Kucing dengan Sembilan Nyawa."
Julukan "Sang Tamu" diambil dari nama samarannya, Deif, yang berarti tamu dalam Bahasa Arab.
Nama itu merujuk pada kebiasaannya tinggal bersama simpatisan yang berbeda setiap malam agar tidak terdeteksi musuh.
Sementara julukan keduanya mengacu pada kemampuannya menghindari upaya pembunuhan Israel.
Deif dilaporkan bergabung dengan Hamas pada tahun 1990.
Pada tahun 2002, ia menjadi kepala Brigade Qassam – cabang militer Hamas – setelah Israel membunuh mantan pemimpinnya.
Sikap Deif yang rendah hati adalah alasan keberhasilannya, menurut mantan pemimpin senior Hamas yang berbicara kepada Washington Post pada tahun 2014.
Foto-foto Deif di domain publik sangat terbatas, yang merupakan bukti sifatnya yang penuh rahasia.
“Dia tidak menonjolkan diri dan hidup tersembunyi di antara masyarakat. Dia pindah dengan paspor berbeda dan identitas berbeda.”
“Dia sukses sampai sekarang karena lingkaran di sekelilingnya sangat kecil."
"Itu sebabnya dia masih hidup,” kata Imad Falouji.
Falouji mengatakan kepada surat kabar bahwa Deif dianggap oleh orang-orang Palestina sebagai orang yang rendah hati dan sikap garis kerasnya terhadap Israel dipandang sebagai cerminan akurat dari kepentingan orang-orang Palestina.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)