Jerman Kritik Invasi Israel di Tepi Barat, Sindir Arab Tak Bantu Palestina
Olaf Scholz kecewa dengan pemukiman Israel di Tepi Barat. Ia menyindir negara-negara Arab yang minim bantuan ke Palestina dibandingkan AS dan Barat.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nuryanti

TRIBUNNEWS.COM - Kanselir Jerman, Olaf Scholz, mengkritik kebijakan pemukiman Israel di Tepi Barat, Palestina, yang diduduki.
Ia mengulangi seruan untuk solusi dua negara bagi Israel dan Palestina.
“Kami tidak ingin ada pemukiman baru di Tepi Barat, tidak ada kekerasan yang dilakukan pemukim (Israel) terhadap warga Palestina di Tepi Barat,” kata Olaf Scholz saat berkunjung ke Nuthetal di negara bagian Brandenburg, Jerman, Sabtu (18/11/2023).
Menurutnya, hasil terbaik bagi Israel dan Palestina adalah solusi dua negara.
"Harus ada kemungkinan hidup berdampingan secara damai antara Israel sebagai sebuah negara dan negara Palestina," kata Olaf Scholz, dikutip dari Reuters.
Ia mengatakan, jika politisi Israel menghindari pembentukan dua negara ini, maka Jerman tidak akan mendukung mereka.
Baca juga: Israel Serang 2 Sekolah PBB di Kamp Jabalia, Lebih dari 80 Warga Gaza Tewas
“Jika beberapa pihak dalam politik Israel menjauhkan diri dari hal ini, kami tidak akan mendukung mereka,” tambahnya.
Olaf Scholz juga menekankan pentingnya bantuan kemanusiaan Jerman bagi Palestina.
Menurutnya, Jerman bersama Amerika Serikat (AS) berada di pihak Israel.

Meski demikian, pemimpin Jerman itu mengklaim selama ini Jerman dan AS adalah pendonor bantuan kemanusiaan terbesar bagi Palestina, bukan negara-negara Arab yang berada di sekitar Palestina.
“Bukan negara-negara yang berada dalam lingkungan tersebut, meskipun beberapa di antaranya sangat kaya,” katanya mengacu pada negara-negara Arab.
“Kamilah yang memungkinkan dijalankannya sekolah dan rumah sakit di sana,” ujarnya terkait wilayah Palestina.

Baca juga: 2 Media Internasional Sebut Israel Mungkin Letakkan Senjata di Rumah Sakit Al-Shifa
AS dan mitra Baratnya termasuk Jerman sejauh ini hanya mendukung pengiriman bantuan kemanusiaan daripada menyerukan gencatan senjata di tengah kematian warga Palestina yang melebihi 12.000 jiwa di Gaza.
Setelah mendapat kritik keras dari masyarakat internasional, AS dan Barat menyerukan jeda kemanusiaan untuk memungkinkan pengiriman bantuan, untuk sementara menghentikan Israel yang terus membombardir Jalur Gaza.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.