Sehari Tekor Rp 4 Triliun, Militer Israel PHK Tentara Cadangan dari Perang Gaza Lawan Hamas
pemanggilan masif warga Israel untuk memenuhi wajib militer membuat perekonomian lumpuh lantaran tidak ada yang bekerja.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Sehari Tekor Rp 4 Triliun, Militer Israel PHK Tentara Cadangan dari Perang Gaza
TRIBUNNEWS.COM - Tentara Israel dilaporkan mendemobilisasi pasukan cadangan dalam skala besar dalam perang Gaza yang bertujuan membasmi milisi Palestina Hamas.
Situs berita Israel, Ynet melaporkan, demobilisasi pasukan itu dilakukan karena tingginya biaya perang yang ditanggung Israel dalam perang berlarut melawan Hamas.
Sebagai catatan, mendemobilisasi pasukan cadangan ini berarti mengembalikan mereka ke status awal sebagai warga sipil.
Saat perang pecah 7 Oktober silam, Israel secara menggebu langsung memerintahkan ratusan ribu warga sipilnya untuk menjalani wajib militer dengan peran sebagai pasukan cadangan yang ditugaskan masuk ke Gaza.
Baca juga: Bombardir Sekolah-Rumah Sakit, Taktik Perang Apa yang Dijalankan Israel? Mau Potong Satu Generasi?
Yossi Yehoshua, analis politik di outlet Israel tersebut, mengatakan kalau militer Israel mendemobilisasi pasukan cadangan tanpa memberikan pengumuman resmi kepada publik mengenai kebijakan tersebut.
Perlu dicatat, Yehoshua mengatakan, jumlah pasukan cadangan yang didemobilisasi tidak dapat diungkapkan, hal ini mengindikasikan kalau kebijakan itu datang dari komando militer tentara Israel yang bersifat rahasia.
Menurut outlet tersebut, seorang perwira senior di militer Israel mengatakan, pemerintah Israel memang menunjukkan niat untuk merampingkan pasukan dan membebastugaskan banyak dari tugas.
"Komando militer (Israel) berupaya untuk menghemat pasukannya karena agresinya di Jalur Gaza berlarut-larut," tulis laporan tersebut.
Baca juga: 4 Rudal Burkan Buatan Iran oleh Hizbullah Porak-porandakan Markas Divisi Galilea Tentara Israel
Tekor Banyak
Memanggil pasukan cadangan ke dalam militer terbukti telah merugikan perekonomian Israel.
Sebuah laporan sebelumnya mengindikasikan kalau pemanggilan masif warga Israel untuk memenuhi wajib militer membuat perekonomian lumpuh lantaran tidak ada yang bekerja.
Dalam konteks serupa, Biro Pusat Statistik Israel melaporkan peningkatan tajam pengangguran di kalangan warga Israel, karena persentase pengangguran meningkat dari 3,4 persen pada September 2023, menjadi 9,6% pada November.
Menurut lembaga Israel tersebut, jumlah pengangguran Israel telah mencapai 428.400 orang, lpnjakan signifikan jika dibandingkan dengan angka pada bulan September sebanyak 163.000 orang.
Setelah Operasi Banjir Al-Aqsa oleh Hamas, Militer Israel memanggil sekitar 360.000 warga sipil mereka untuk menjadi tentara cadangan.