Setelah Ketemu Vladimir Putin, Kim Jong Un Lanjutkan Rencana Luncurkan Satelit Mata-mata ke Orbit
Peluncuran ini akan menjadi yang pertama sejak pemimpin Korea Utara Kim Jong Un melakukan perjalanan luar negeri pada bulan September ke Rusia.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Korea Utara akan meluncurkan roket yang membawa satelit mata-mata ke orbit pada Rabu (22/11/2023) besok dan Jumat (1/12/2023) mendatang.
Dikutip dari Reuters, Pyongyang pun memberi tahu Jepang soal rencana tersebut.
Peluncuran itu bisa menjadi upaya ketiga pemerintahan Kim Jong Un untuk menempatkan satelit mata-mata ke orbit meski melanggar resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Pada Selasa (21/11/2023), Penjaga Pantai Jepang membenarkan bahwa Korea Utara memberikan pemberitahuan tentang peluncuran tersebut.
"Roket itu akan ditembakkan ke arah Laut Kuning dan Laut China Timur," terang Penjaga Pantai Jepang.
Baca juga: G7 Kecam Kiriman 1 Juta Peluru Artileri dari Korea Utara ke Rusia dalam Perang Melawan Ukraina
Pemberitahuan itu juga memicu kecaman langsung dari Perdana Menteri (PM) Jepang, Fumio Kishida.
Dikutip Ap News, Kishida mengatakan sistem pertahanan udara Jepang, termasuk kapal perusak Aegis dan rudal pertahanan udara PAC-3, siap menghadapi situasi tak terduga yang (akan) muncul.
"Bahkan jika tujuannya adalah untuk meluncurkan satelit, penggunaan teknologi rudal balistik merupakan pelanggaran terhadap serangkaian resolusi Dewan Keamanan PBB," kata Kishida kepada wartawan.
"Ini juga merupakan masalah yang sangat mempengaruhi keamanan nasional," tegasnya.
Ia mengatakan kepada para pejabat untuk mencoba membujuk Pyongyang agar membatalkan rencana peluncuran tersebut melalui kerja sama dengan Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan, lapor Kyodo News.
Baca juga: Mengapa Korea Utara Tutup Banyak Kedutaannya di Afrika?
Reaksi Korea selatan
Sementara itu, Badan Keamanan Maritim Korea Selatan juga bereaksi atas rencana peluncuran roket yang membawa satelit mata-mata Pyongyang.
Dengan cepat, Seoul memperingatkan kapal-kapal yang berlayar di dekat wilayah peluncuran itu.
Para pejabat mengatakan bahwa meski pun Korea Utara membutuhkan satelit mata-mata untuk meningkatkan pemantauannya terhadap Korea Selatan, peluncuran itu punya tujuan lain.