Hamas Rilis Aturan Gencatan Senjata 4 Hari dengan Israel, 150 Warga Palestina Ditukar 50 Sandera
Hamas merilis aturan gencatan senjata 4 hari dan satu hari tambahan. Israel akan bebaskan 150 tahanan Palestina dan ditukar dengan 50 sandera Hamas.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Suci BangunDS

TRIBUNNEWS.COM - Kelompok Palestina, Hamas, merilis perjanjian yang disepakati dengan Israel terkait pembebasan sandera yang ditukar dengan tahanan Palestina.
Hamas menegaskan, gencatan senjata sementara dari kedua belah pihak akan berlangsung selama empat hari.
Hamas akan membebaskan 50 sandera yang dibawa dari wilayah Israel sejak Operasi Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023 dan Israel akan membebaskan 150 tahanan Palestina, terdiri dari wanita dan anak-anak.
Meski demikian, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan Israel akan melanjutkan agresinya di Jalur Gaza setelah kesepakatan ini dilaksanakan.
Dalam pernyataan yang dibagikan di Telegram, Hamas merilis beberapa kesepakatan selama gencatan senjata dengan Israel.
Baca juga: Netanyahu: Israel Lanjut Perangi Hamas di Gaza setelah Pembebasan Sandera
Poin Perjanjian Pembebasan Sandera Israel dan Hamas:
1. Israel akan menghentikan aksi militer di seluruh wilayah Jalur Gaza, termasuk pergerakan kendaraan militer
2. Sekitar 300 truk bantuan kemanusiaan, termasuk pasokan medis dan bahan bakar, akan diizinkan masuk ke Gaza
3. Drone di Gaza selatan akan berhenti selama empat hari dan akan berhenti di utara selama enam jam per hari, antara pukul 10.00 hingga 16.00 waktu setempat
4. Selama masa gencatan senjata, Israel berkomitmen untuk tidak menyerang atau menangkap siapa pun di seluruh wilayah Jalur Gaza
5. Kebebasan bergerak akan dijamin di sepanjang Jalan Salah al-Deen, namun warga Gaza dilarang kembali ke rumahnya di Gaza utara
6. 10 sandera Hamas akan dibebaskan per hari dan Israel kemungkinan bersedia memberikan satu hari jeda tambahan untuk 10 sandera lainnya.

Baca juga: Jumlah Korban Konflik Israel-Hamas Hari Ke-46, 14.717 Orang Tewas di Kedua Belah Pihak
Sementara itu, warga negara asing diyakini tidak termasuk dalam perjanjian utama ini.
Namun, mereka dapat menjadi bagian dari perjanjian terpisah dan mungkin dibebaskan selama gencatan senjata sementara.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.