Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Israel dan Hamas Capai Kesepakatan untuk Pembebasan Sandera

Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu meminta pemerintahnya untuk menerima kesepakatan dengan militan Hamas

Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Israel dan Hamas Capai Kesepakatan untuk Pembebasan Sandera
AFP/BASHAR TALEB
EDITORS NOTE: (Graphic Content) Seorang pria bergegas membawa bayi ke rumah sakit Al-Shifa menyusul pemboman Israel yang menghantam sebuah rumah di lingkungan Mansura Kota Gaza, di pinggiran timur Shujaiya pada 4 November 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas. Ribuan warga sipil, baik warga Palestina maupun Israel, telah tewas sejak 7 Oktober 2023, setelah militan Hamas Palestina yang berbasis di Jalur Gaza memasuki Israel selatan dalam serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya yang memicu perang yang diumumkan oleh Israel terhadap Hamas dengan pemboman balasan di Gaza. (Bashar TALEB / AFP) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo

TRIBUNNEWS.COM, JERUSALEM – Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu meminta pemerintahnya untuk menerima kesepakatan dengan militan Hamas Palestina untuk membebaskan beberapa sandera di Gaza dengan imbalan gencatan senjata beberapa hari.

Sebelum berkumpul dengan pemerintahan penuhnya pada Selasa (21/11/2023), Netanyahu melakukan pertemuan dengan kabinet perang dan kabinet keamanan nasional yang lebih luas mengenai kesepakatan tersebut.

Baca juga: Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh Klaim Hampir Capai Kesepakatan Gencatan Senjata dengan Israel

Netanyahu mengatakan intervensi Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden telah membantu meningkatkan kesepakatan sehingga mencakup lebih banyak sandera dengan konsesi yang lebih sedikit.

Meski begitu, ia menegaskan misi Israel yang lebih luas tidak akan pernah berubah.

“Kami sedang berperang dan kami akan melanjutkan perang sampai kami mencapai semua tujuan kami,” ujar Netanyahu dalam sebuah pernyataan, Selasa (21/11/2023).

“Untuk menghancurkan Hamas, kembalikan semua sandera kami dan pastikan tidak ada seorang pun di Gaza yang dapat mengancam Israel,” sambungnya.

Berita Rekomendasi

Jika disetujui, perjanjian tersebut akan menjadi gencatan senjata pertama dalam perang, di mana pemboman Israel telah meratakan sebagian besar wilayah Gaza yang dikuasai Hamas, menewaskan 13.300 warga sipil di daerah kantong kecil berpenduduk padat dan menyebabkan sekitar dua pertiga dari 2,3 juta penduduknya kehilangan tempat tinggal.

Hingga saat ini, Hamas hanya membebaskan empat tawanan, yang terdiri dari warga AS Judith Raanan dan putrinya, Natalie Raanan pada 20 Oktober 2023, dengan alasan kemanusiaan. Selain itu perempuan Israel Nurit Cooper dan Yocheved Lifshitz juga telah dibebaskan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas