Lolos dari Upaya Pembunuhan, Zelensky: Operasi Maidan 3, Rusia akan Kudeta Ukraina
Presiden Ukraina Zelensky mengatakan ia tahu akan ada Operasi Maidan 3, rencana Rusia untuk menggulingkannya dari kekuasaan, batas waktu akhir 2023.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengatakan selamat dari setidaknya lima atau enam upaya pembunuhan yang direncanakan oleh Rusia.
Zelensky mengatakan upaya pembunuhan yang pertama membuatnya panik, seperti pertama kali pandemi Covid-19 muncul.
"Yang pertama menarik sekali, pertama kali dan itu seperti kepanikan saat Covid-19," katanya kepada Jerome Starkey dari The Sun dalam wawancara di Kyiv, Selasa (21/11/2023).
Namun, pemimpin Ukraina itu mulai bersikap tenang meski ada beberapa upaya pembunuhan lainnya setelah itu.
“Dan setelah itu, hanya informasi intelijen yang memberi tahu Anda secara rinci bahwa satu kelompok lagi datang ke Ukraina untuk (mencoba) hal ini,” lanjutnya.
Pasukan khusus Rusia terjun payung ke Kyiv untuk membunuh Zelensky pada hari pertama invasi Presiden Rusia, Vladimir Putin, pada 24 Februari 2022.
Baca juga: Alasan Volodymyr Zelensky Copot Komandan Pasukan Medis Militer Ukraina
Pengawal Zelensky menutup kantornya dengan barikade darurat dan potongan kayu lapis.
Para pembantu terdekatnya diberikan senapan dan pelindung tubuh.
"Ada yang bilang kantor itu seperti rumah gila," kata Zelensky, mengingat momen mengejutkan pada awal invasi Rusia.
Segera setelah Rusia meluncurkan invasinya, beberapa pejabat dari AS dan Inggris menawarkan perlindungan di negara mereka karena khawatir Rusia akan menguasai Kyiv dalam beberapa jam.
“Saya butuh amunisi, bukan tumpangan,” kata Zelensky pada saat itu.
Kemudian, ketika pertempuran berkecamuk di sekitar Kyiv, Zelensky berjalan keluar kompleks untuk merekam video selfie yang membuktikan dia masih berada di ibu kota, Kyiv.
Operasi Maidan 3, Rusia Ingin Mengkudeta Zelensky
Baca juga: Zelensky: Ukraina Lanjutkan Serangan Balasan ke Rusia, Yakin Sukses di Akhir 2023
Setelah invasi berjalan hampir dua tahun, Zelensky mengatakan Rusia masih sangat ingin menggulingkannya dari kekuasaan.
Zelensky mengetahui nama sandi misi terbaru Rusia untuk menggulingkannya dan batas waktunya adalah akhir tahun 2023.
"Nama operasinya adalah Maidan 3. Ini dimaksudkan untuk mengganti presiden. Mungkin bukan dengan membunuh, namun mereka (Rusia) bisa menggunakan instrumen apa pun," kata Zelensky, dikutip dari NBC News.
"Jadi itu idenya, sampai akhir tahun. Mereka bahkan telah menyebutkan nama operasi tersebut tapi Anda lihat kami bisa menerimanya," lanjut Zelensky.
Sementara itu, Ukraina dijadwalkan akan mengadakan pemilu pada tahun 2024, namun Zelensky berpendapat itu ilegal dilakukan saat keadaan darurat militer dan perang.
"Hal itu akan memecah belah ketika orang-orang fokus memerangi Rusia," kata Zelensky, mengesampingkan penyelenggaraan pemilu pada tahun 2024.
Intelijen Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky
Baca juga: Ukraina: Perang Lawan Rusia Temui Jalan Buntu, Pertahanan Musuh Lebih Unggul
Pada Agustus 2023, Badan Intelijen Ukraina (SBU) mengatakan mereka berhasil menggagalkan rencana pembunuhan Presiden Ukraina, Zelensky, dengan serangan udara di kota Mykolaiv.
SBU menangkap seorang wanita yang dituduh menyampaikan rincian kunjungannya ke Rusia.
Seorang ajudan Zelensky mengatakan ada lebih dari 12 plot yang berhasil digagalkan.
"Saya benar-benar tidak tahu," kata Zelensky, menjawab pertanyaan berapa banyak plot pembunuhan yang digagalkan.
Sementara itu, ada sejumlah mantan politisi Ukraina pro-Rusia yang terbunuh akibat bom mobil yang diyakini dilakukan oleh Ukraina.
Zelensky mengatakan ia tidak bisa membahas hal itu, yang ia sebut sebagai operasi khusus Ukraina.
Ketika ditanya apakah Ukraina akan membunuh Presiden Rusia Vladimir Putin jika ada kesempatan, Zelensky menjawab, "Itu adalah perang dan Ukraina berhak mempertahankan tanah kami."
Zelensky menerima penjagaan keamanan yang ketat.
Reporter The Sun bahkan harus melewati beberapa lapis keamanan seperti di bandara.
Mereka juga menyerahkan pena kepada petugas yang berjaga di kantor Zelensky sebelum bertemu dengannya.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Rusia dan Ukraina
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.