Putra Anggota Parlemen Senior Hizbullah Tewas akibat Serangan Udara Israel
Putra seorang anggota parlemen senior Hizbullah tewas di tengah bentrokan di perbatasan Israel-Lebanon.
Penulis: Nuryanti
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Putra anggota parlemen senior Lebanon yang bergabung dengan Hizbullah, tewas bersama tiga aktivis Hizbullah lainnya.
Abbas Raad, putra ketua blok parlemen Hizbullah Mohammed Raad, tewas dalam serangan udara Israel di Lebanon selatan.
Berdasarkan laporan Al Nashra, Israel melancarkan serangan terhadap 10 permukiman di Lebanon selatan.
Di pemukiman Beit Yahoun, rudal menghantam sebuah rumah ketika aktivis Hizbullah berada di dalamnya.
Empat orang, termasuk putra Mohammad Raad, tewas, seperti diberitakan TASS.
Baca juga: Kirim Pesan Tegas ke Iran, Jet Tempur AS Bombardir Markas Komando Kataib Hizbullah di Irak
Pernyataan Hizbullah
Gerakan Hizbullah Lebanon yang didukung Iran secara resmi mengonfirmasi, lima pejuangnya termasuk putra seorang anggota parlemen senior, tewas, di tengah bentrokan di perbatasan Israel-Lebanon.
"Abbas Raad, putra ketua blok parlemen Hizbullah Mohammed Raad, martir dalam perjalanan menuju Yerusalem," ungkap kelompok itu dalam sebuah pernyataan, Kamis (23/11/2023), dilansir The Guardian.
Mereka mengeluarkan pernyataan terpisah dengan identitas dan foto empat pejuang lainnya yang juga tewas.
Seorang sumber yang dekat dengan keluarga tersebut mengatakan, Abbas Raad terbunuh bersama sejumlah anggota Hizbullah lainnya dalam serangan Israel di sebuah rumah di Beit Yahun, Lebanon selatan, Rabu (22/11/2023).
Baca juga: Hizbullah Mengamuk, Rentetan Roket Grad Hantam Fasilitas Militer Israel Balas Kematian Dua Jurnalis
Diketahui, sejak perang Israel-Hamas dimulai pada 7 Oktober 2023, perbatasan antara Lebanon dan Israel telah menyaksikan peningkatan baku tembak, terutama antara Israel dan gerakan Muslim Syiah Hizbullah, serta kelompok Palestina.
Sehingga meningkatkan kekhawatiran akan terjadinya konflik yang lebih luas.
Tentara Israel mengatakan dalam pernyataan Rabu malam, mereka telah menyerang sejumlah sasaran Hizbullah dan sumber tembakan dari Lebanon.
Sejak bentrokan lintas batas dimulai, 107 orang tewas di pihak Lebanon, menurut penghitungan AFP.
Setidaknya 75 orang adalah pejuang Hizbullah, namun jumlah korban juga termasuk 14 warga sipil, tiga di antaranya adalah jurnalis.
Baca juga: Israel Setuju Gencatan Senjata, Hamas Gerak Cepat Temui Pimpinan Hizbullah Galang Kekuatan Baru
Update Konflik Palestina-Israel
Diberitakan Al Jazeera, pejabat Israel mengatakan tidak ada tawanan Gaza yang akan dibebaskan sebelum Jumat (24/11/2023), sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata yang dimediasi Qatar.
Keluarga para tawanan Israel mengungkapkan rasa frustrasi mereka atas tertundanya gencatan senjata dan menyalahkan pemerintah atas kurangnya informasi.
Sebelumnya, Kabinet Israel telah menyetujui kesepakatan gencatan senjata sementara.
Kesepakatan itu akan memungkinkan pembebasan sekitar 50 orang yang ditawan di Gaza sejak Hamas menyerbu Israel selatan pada 7 Oktober 2023.
Baca juga: Israel Warning PBB, Bakal Ada Perang Besar-besaran Timur Tengah Gegara Rudal Hizbullah Buatan Iran
Israel dan Hamas mencapai kesepakatan setelah pembicaraan yang dimediasi Qatar berlanjut hingga Rabu (22/11/2023) dini hari.
Sementara itu, Hamas mengatakan, kesepakatan telah dicapai, dan menyebutnya sebagai gencatan senjata kemanusiaan di mana 150 perempuan dan anak-anak Palestina akan dibebaskan dari penjara Israel.
Namun, Israel terus melakukan serangan udara mematikan dan penembakan besar-besaran di wilayah kantong Palestina, karena masih belum jelas kapan jeda pertempuran selama empat hari akan dimulai.
Perdana Menteri Israel Netanyahu memperbarui peringatan bahwa perang akan terus berlanjut, dan berjanji untuk memulangkan semua tawanan Israel.
Kini, lebih dari 14.500 orang tewas di Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Di Israel, jumlah resmi korban tewas akibat serangan Hamas mencapai sekitar 1.200 orang.
(Tribunnews.com/Nuryanti)