PM Srettha Thavisin: 12 Warga Negara Thailand Telah Dibebaskan Hamas
Kementerian Luar Negeri Thailand juga mengatakan pihaknya akan melakukan apa pun untuk mempercepat kepulangan
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, BANGKOK – Perdana Menteri (PM) Thailand Srettha Thavisin mengonfirmasi sebanyak 12 warga negaranya yang disandera oleh kelompok militan Palestina Hamas telah dibebaskan beberapa jam setelah gencatan senjata Israel-Hamas dimulai.
“Telah dikonfirmasi oleh pihak keamanan dan Kementerian Luar Negeri bahwa 12 sandera Thailand telah dibebaskan,” tulis Srettha di platform media sosial X (sebelumnya bernama Twitter).
Tak lama setelah PM Thailand memposting di X, sebuah sumber yang dekat dengan Hamas mengonfirmasi kepada AFP bahwa beberapa sandera Thailand telah dibebaskan, selain sandera yang dibebaskan berdasarkan kesepakatan dengan Israel.
Baca juga: Israel Konfirmasi Hamas Serahkan 13 Sandera ke Palang Merah, Ismail Haniyeh Tegaskan Hal Ini
“Hamas juga memberi isyarat untuk membebaskan beberapa orang asing asal Thailand,” kata sumber yang dekat dengan gerakan Islam tersebut.
Para sandera tersebut dibebaskan dalam perjanjian terpisah yang dimediasi oleh Qatar dan Mesir dengan Hamas. Jalur negosiasi terpisah dibuka ketika menteri luar negeri Thailand mengunjungi Qatar pada 31 Oktober 2023, yang menghasilkan kesepakatan khusus dengan Hamas untuk membebaskan warga Thailand.
“Ke-12 warga Thailand tersebut akan berada di bawah pengawasan medis selama 48 jam tanpa akses terhadap orang luar,” kata Kementerian Luar Negeri Thailand dalam sebuah pernyataan, Jumat (24/11/2023).
Kementerian Luar Negeri Thailand juga mengatakan pihaknya akan melakukan apa pun untuk mempercepat kepulangan mereka ke Thailand.
“Kami sangat berharap bahwa semua sandera yang tersisa akan dirawat, dan akan dibebaskan dengan aman sesegera mungkin,” katanya.
Baca juga: Detik-detik Pertukaran Sandera, Hamas Bebaskan 13 Sandera, Israel Bebaskan 39 Tahanan Palestina
Berdasarkan data dari Kementerian Tenaga Kerja Thailand, sekitar 30.000 warganya bekerja di Israel, di mana sebagian besar bekerja di sektor pertanian.