Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cerita Sandera Israel yang Dibebaskan Hamas: Perlakuan Mereka Lembut, Kami Diurus dan Diberi Makan

Pada sisi lainnya, para sandera asal Palestina mengungkap bahwa pihaknya diperlakukan kurang baik selama ditahan di penjara Israel.

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Cerita Sandera Israel yang Dibebaskan Hamas: Perlakuan Mereka Lembut, Kami Diurus dan Diberi Makan
HO
14 sandera asal Israel dan 3 warga asing asal Rusia serta Thailand kembali dilepas militan Hamas. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, TEL AVIV – 14 sandera asal Israel dan 3 warga asing asal Rusia serta Thailand kembali dilepas militan Hamas, sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata Israel-Hamas fase ketiga, pada Minggu (26/11/2023).

Sementara itu menurut data yang dirilis Palang Merah Internasional, Qatar dan Mesir selaku penengah gencatan senjata, dalam kurun waktu yang sama pemerintah Israel dilaporkan telah membebaskan 39 tahanan Palestina dari penjara di Damon dan Megiddo.

Meski selama disandera Hamas para tahanan asal Israel tak bisa mengakses dunia luar, namun mereka mengungkap bahwa Hamas memberikan perlakuan yang lembut terhadap para tahanan.

Adalah Vetoon Phoome, warga negara Thailand, yang termasuk dalam kelompok sandera yang dibebaskan Hamas akhir pekan lalu. Saudara perempuan Phoome menjelaskan kondisi adiknya terlihat sehat pasca keluar dari markas Hamas di Gaza.

Baca juga: Makin Banyak Sandera Dibebaskan, Joe Biden Ingin Gencatan Senjata Israel-Hamas Diperpanjang

“Wajahnya sangat bahagia, dan dia tampak baik-baik saja. Dia mengatakan bahwa dia tidak disiksa atau diserang dan hanya diberi makanan enak,” jelas Roongarun Wichanguen, saudara peremuan dari Phoome

“Dia dirawat dengan sangat baik. Sepertinya dia hanya tinggal di rumah, bukan di terowongan,” tambah Wichanguen dikutip dari New York Post.

Berita Rekomendasi

Tak hanya itu, dalam cuplikan video yang dirilis militan Hamas terlihat dengan jelas kondisi fisik para tawanan yang sehat tanpa ada luka. Bahkan mereka tampak bersih dengan baju yang pantas.

Dalam video lainnya, seorang tentara Hamas tampak mengantar wanita yang menggunakan tongkat. Keduanya bertukar salam perpisahan.

"Selamat tinggal Maya," ucap salah satu tentara Hamas. Sang wanita yang diketahui bernama Maya, dengan tersenyum menjawab "Selamat tinggal, syukron (terima kasih),"

“Mereka bersahabat dengan kami dan merawat seorang pria yang terluka parah dalam kecelakaan sepeda. Ada seorang perawat yang merawatnya dan memberinya obat-obatan dan antibiotik,” ujar salah satu sandera dalam video.

“Mereka ramah dan menjaga kebersihan tempat dan kami makan bersama. Ketika kami tiba, mereka mengatakan bahwa mereka adalah Muslim yang percaya pada Alquran dan tidak akan menyakiti kami. Mereka sangat murah hati dan ini harus dikatakan,” tambahnya.

Berbanding Terbalik Perlakuan Israel

Hal tersebut justru berbanding terbalik dengan kondisi tawanan Palestina yang disandera Israel. Para sandera asal Palestina mengungkap bahwa pihaknya diperlakukan kurang baik selama ditahan di penjara Israel.

Marah Bakeer, satu dari 39 tahanan asal Palestina yang dibebaskan dari penjara Israel, wanita 24 tahun ini dipenjara ketika berusia 16 tahun saat masih bersekolah, setelah dituduh berusaha menusuk petugas Israel pada Oktober 2015 ketika sedang dalam perjalanan ke sekolah.

Meski pulang dalam keadaan selamat, namun Bakeer mengatakan bahwa selama ditahan pemerintah Israel banyak tahanan yang mengalami siksaan dan tak pernah mendapatkan perawatan medis selama bertahun – tahun.

“Semua tahanan mengalami pengabaian medis tingkat tinggi saat ditahan,” katanya. Bakeer sebagaimana dikutip dari Al Jazeera.

Adapula Maysoon Al-Jabali, tahanan tertua yang dibebaskan juga turut berbicara tentang perlakukan Israel yang tidak manusiawi, ia mengaku dipukul dan harus menahan lapar,

"Para gadis tahanan dibiarkan menangis, karena mereka mengalami banyak pelanggaran di penjara, dan tingkat keparahan praktik ini meningkat setelah tanggal 7 Oktober lalu," kata Jaabis.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas