Serbu Rumah Netanyahu, Warga Desak Mundur dari Jabatan Perdana Menteri: Ia Adalah Bencana Terbesar
Selama 3 hari gencatan senjata digelar total sandera Israel yang dibebaskan Hamas mencapai 26 orang.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, YERUSALEM – Sebanyak 100 ribu warga Israel melakukan unjuk rasa di depan kediaman Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu yang berlokasi di Yerusalem Barat pada Sabtu (25/11/2023).
“Pada Sabtu malam, teman-teman dan keluarga para tawanan dan banyak pendukungnya berkumpul di Lapangan Sandera, sementara sebagian lainnya berada di kediaman pribadi Netanyahu di Yerusalem, menyerukan agar Netanyahu segera dicopot dari jabatannya,” jelas Sara Khairat dari Al Jazeera.
Adapun demo ini menjadi kali kedua yang dilakukan warga Israel sebagai bentuk protes kepada Netanyahu yang mengabaikan permintaan Hamas, hingga membuat proses pertukaran sandera fase kedua sempat tertunda.
Baca juga: Hamas: Israel Berbuat Kecurangan, Tidak Patuhi Aturan Perjanjian Gencatan Senjata
Meski pembebasan sandera fase dua akhirnya berhasil dilakukan dengan bantuan pemerintah Qatar, namun masyarakat Israel menilai bahwa Netanyahu telah gagal memimpin negara.
Alasan ini yang mendorong massa mengajukan protes untuk melengserkan Netanyahu dari jabatan Perdana Menteri.
Sambil meneriakan kalimat hujatan ratusan ribu massa juga turut membawa berbagai macam poster protes.
Di antaranya 'Netanyahu adalah bencana terbesar bagi Israel' ada pula poster dengan tulisan 'Bibi berbahaya, mundur lah sekarang,' sebagai informasi Bibi sendiri merupakan julukan yang diberikan warga Israel untuk perdana menteri.
“Ini tentu saja merupakan jumlah terbesar yang pernah kami lihat sejak perang ini dimulai, demonstran meminta PM Netanyahu untuk tidak mengabaikan permintaan Hamas sehingga pembebasan semua tawanan bisa kembali dibebaskan,” ujar Sara Khairat.
Aksi demonstrasi serupa tak hanya terjadi di Israel. Beberapa negara lain juga turut melakukan aksi bela Palestina dan mengutuk apa yang dilakukan Israel itu.
Di London misalnya, sekitar 300 ribu warga dilaporkan turun ke jalan untuk menuntut gencatan senjata permanen antara Israel dan milisi di Palestina, Hamas, pada Sabtu (25/11/2023).
Total Tawanan Israel-Hamas yang Dibebaskan
Sebagai informasi, selama 3 hari gencatan senjata digelar total sandera Israel yang dibebaskan Hamas mencapai 26 orang. Dengan rincian, di hari pertama ada 13 orang, dan di hari kedua, yakni pada Sabtu terdapat 13 orang.
Tak hanya itu di hari pertama gencatan senjata, Hamas juga membebaskan 10 warga Thailand dan satu warga asing. Kemudian di hari kedua, empat warga Thailand turut dilepas.
Sementara total tahanan Palestina yang dibebaskan Israel mencapai 78 orang, untuk rinciannya hari pertama membebaskan 39 orang.
Di hari kedua, Israel kembali melepas 39 tahanan Palestina. Sedangkan di hari ketiga gencatan senjata, belum ada informasi lebih lanjut soal pembebasan sandera dari Hamas maupun Israel.