Teka-teki Israel, Netanyahu 6 Kali Tolak Bunuh Pemimpin Hamas Yahya Sinwar
Masih belum diketahui alasan Netanyahu menolak setidaknya 6 kali rencana pembunuhan pemimpin Hamas Yahya Sinwar yang diajukan badan keamanan Israel.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Surat kabar Israel, Maariv, mengabarkan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menolak setidaknya enam rencana pembunuhan pemimpin Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) di Gaza, Yahya Sinwar.
Rencana pembunuhan tersebut diajukan oleh Shin Bet (Badan Keamanan Israel) selama tahun 2011-2023.
Ben Caspit, penulis berita Maariv, menyebutkan Netanyahu juga menolak untuk rencana pembunuhan anggota senior Hamas lainnya.
Berita Maariv itu dibantah oleh Kantor Perdana Menteri Israel, namun mantan Menteri Pertahanan Israel, Avigdor Liberman, membenarkan berita tersebut.
"Netanyahu adalah orang yang memberikan 'kekebalan' kepada Yahya Sinwar dan para pemimpin Hamas, menentang segala upaya untuk membunuh mereka," kata Avigdor Liberman, Rabu (29/11/2023).
"Saya menyatakan ini bukan sekedar spekulasi, tapi saya berbicara sebagai orang yang mempunyai pengetahuan pribadi mengenai hal itu," lanjutnya.
Maariv tidak menyebutkan apakah Netanyahu memberikan alasan atas penolakan rencana pembunuhan pemimpin Hamas tersebut.
Baca juga: Cerita Ayah Bella Hadid soal Nakba 1948, Mohamed Hadid: Yahudi Usir Kami dari Palestina
Sebelumnya, Ben Caspit menulis dalam laporannya di Maariv, Netanyahu menolak setidaknya enam rencana pembunuhan pemimpin Hamas yang diajukan selama oleh tiga kepala Shin Bet.
Tiga kepala Shin Bet yang mengajukan rencana tersebut adalah Yoram Cohen, Nadav Argaman, dan kepala saat ini, Ronen Bar.
Ben Caspit menulis, berdasarkan percakapan dengan sejumlah tokoh senior di lembaga keamanan, rencana operasional tersebut telah dipikirkan dengan matang dan dapat ditindaklanjuti sehingga dapat dilaksanakan kapan saja.
Menurut rencana, Yahya Sinwar tidak menghabiskan sebagian besar waktunya bersembunyi.
Baca juga: Menteri Israel Ancam PM Netanyahu: Lanjutkan Perang di Gaza Atau Bubarkan Pemerintah
Yahya Sinwar, yang menggantikan Ismail Haniyeh sebagai pemimpin Hamas, tetap menjaga kehadirannya dan tidak bergerak di antara apartemen atau bunker rahasia.
Ia tidak seperti pemimpin kelompok bersenjata Hizbullah Lebanon, Hassan Nasrallah, yang telah bersembunyi sejak tahun 2006.
Dalam laporannya di Maariv, Ben Caspit berpendapat Netanyahu secara sistematis memperkuat Hamas untuk memperdalam perpecahan antara faksi-faksi Palestina.