11 Orang Tewas dalam Serangan Bom dan Senjata oleh ISIL di Irak Timur
11 warga sipil tewas dan lainnya terluka dalam serangan bom dan senjata yang dilakukan oleh Negara Islam Irak dan Levant (ISIL atau ISIS) di Irak.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Whiesa Daniswara
Ia menyebut kejadian tersebut sebagai "operasi pengecut" yang dilakukan pejuang ISIS.
Di halaman Facebook-nya, ia meminta pasukan keamanan untuk "meningkatkan kewaspadaan terhadap sel-sel yang tidak aktif" dari kelompok bersenjata tersebut.
Al-Tamimi berjanji dalam sebuah pernyataan untuk "mengejar pelaku serangan teroris", lapor ABC News.
Sampai saat ini, ISIL atau ISIS tercatat masih aktif di wilayah, yang terletak di perbatasan timur Irak dengan Iran.
Ancaman Terorisme
Sementara itu, Presiden wilayah Kurdi di utara, Nechirvan Barzani, mengatakan serangan itu "membuktikan fakta bahwa terorisme masih merupakan ancaman dan tantangan nyata".
"Kita harus menghadapinya dengan seluruh kekuatan dan kemampuan kita," lanjutnya.
Barzani juga menyerukan kerja sama yang lebih besar antara tentara Irak, pasukan Peshmerga Kurdi dan pasukan keamanan lainnya, serta dengan koalisi internasional pimpinan Amerika melawan ISIS.
Wilayah Diyala sering melaporkan serangan berkala oleh sel-sel ISIL atau ISIS dan kekerasan sporadis akibat ketegangan sektarian, serta pertempuran antara milisi yang bersaing dan sekutu suku dan politik mereka.
Serangan hari Kamis ini terjadi menjelang pemilihan dewan provinsi yang digelar pada tanggal 18 Desember 2023, yang kemudian akan memilih gubernur.
Sebuah laporan PBB yang diterbitkan pada bulan Juli mengatakan ISIS memiliki "antara 5.000 dan 7.000 anggota di Irak dan Republik Arab Suriah, yang sebagian besar adalah pejuang".
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)