Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Israel Pasang Pompa di Gaza, Gerojokkan Air Laut Mediterania ke Terowongan Bawah Tanah Hamas

srael memasang pompa di Gaza untuk menghabisi pejuang Hamas dengan cara membanjiri terowongan Hamas dengan air laut yang dipompa dari Laut Mediterania

Penulis: Choirul Arifin
zoom-in Israel Pasang Pompa di Gaza, Gerojokkan Air Laut Mediterania ke Terowongan Bawah Tanah Hamas
Times of Israel/IDF
Pasukan IDF di Gaza utara mengklaim menemukan mulut terowongan Hamas yang menjadi persembunyian para pejuang Palestina tersebut selama melakukan perlawanan terhadap militer Israel. Foto selebaran ini dirilis IDF pada 23 November 2023. 

TRIBUNNEWS.COM, GAZA - Israel memasang pompa di Gaza untuk menghabisi para pejuang Hamas dengan cara membanjiri terowongan Hamas yang mereka klaim telah berhasil ditemukan, dengan air laut.

Media Israel, The Times of Israel yang mengutip Wall Street Journal mengatakan, tentara Israel (IDF) belum memutuskan apakah akan melanjutkan rencana membanjiri lorong bawah tanah Hamas tersebut karena munculnya beragam pendapat di Amerika Serikat.

IDF menuduh terowongan bawah tanah tersebut menjadi tempat persembunyian para pejuang Hamas yang mereka sebut sebagai kelompok teror.

Untuk membanjiri terowongan Hamas dengan air laut, IDF akan memompa air laut yang diambil dari dari Laut Mediterania.

Tujuannya, untuk menghancurkan jaringan lorong dan tempat persembunyian pasukan Hamas dan memaksa mereka keluar ke atas tanah, menurut sebuah laporan pada hari Senin kemarin.

Mengutip para pejabat AS, Wall Street Journal melaporkan bahwa Pasukan Pertahanan Israel bulan lalu memasang lima pompa air besar di dekat kamp pengungsi al-Shati di Kota Gaza.

Pompa berukuran besar tersebut diklaim mampu membanjiri terowongan dalam waktu beberapa minggu dengan memompa ribuan meter kubik air per jam ke dalamnya.

Berita Rekomendasi

Para pejabat mengatakan Israel telah memberi tahu AS tentang rencana tersebut bulan lalu, namun belum memutuskan apakah akan menerapkannya.

Menurut laporan tersebut, pendapat di pemerintahan Biden beragam, dengan beberapa pejabat menyatakan keprihatinan tentang rencana Israel memompakan air laut ke terowongan bawah tanah Hamas tersebut.

Sementara yang lain mengatakan mereka mendukung upaya Israel untuk menghancurkan terowongan dan bahwa belum tentu ada oposisi dari Amerika.

Baca juga: Israel Tarik Mundur 70 Persen Pasukan dari Gaza Utara, Bombardir Wilayah Selatan

Kekhawatiran yang dikutip oleh surat kabar tersebut adalah potensi kerusakan pada akuifer dan tanah Gaza, jika air laut dan zat berbahaya di terowongan merembes ke dalamnya, serta kemungkinan dampaknya terhadap fondasi bangunan.

Seorang tentara IDF memasuki lubang yang mereka klaim sebagai terowongan Hamas di kompleks rumah sakit Al-Shifa.
Seorang tentara IDF memasuki lubang yang mereka klaim sebagai terowongan Hamas di kompleks rumah sakit Al-Shifa. (© AFP / Ahikam Seri)

“Kami tidak yakin seberapa sukses pemompaan ini karena tidak ada yang mengetahui detail terowongan dan tanah di sekitarnya,” kata seseorang yang mengetahui rencana tersebut kepada Wall Street Journal.

“Tidak mungkin untuk mengetahui apakah cara ini akan efektif karena kita tidak tahu bagaimana air laut akan mengalir melalui terowongan yang belum pernah dilalui orang sebelumnya,” sebutnya.

Baca juga: Khawatir Dibom Israel, WHO Pindahkan Pasokan Medis dari Gudang di Gaza Selatan

Hari Minggu lalu, IDF mengumumkan bahwa tentara telah menemukan lebih dari 800 terowongan di Jalur Gaza sejak awal serangan darat yang menargetkan Hamas yang dimulai pada akhir Oktober, sekitar 500 di antaranya telah hancur.

Militer Israel mengatakan pihaknya juga telah menghancurkan terowongan sepanjang ratusan kilometer, selain terowongannya.

“Poros-poros tersebut terletak di kawasan sipil, dan banyak di antaranya terletak di dekat atau di dalam institusi pendidikan, taman kanak-kanak, masjid, dan taman bermain,” kata IDF, seraya menambahkan bahwa di beberapa terowongan tentara menemukan persenjataan Hamas.

Baca juga: Israel Periksa Satu Per Satu Truk Bantuan Kemanusian ke Gaza, Cegah ke Tangan Hamas

Israel telah berjanji untuk menggulingkan Hamas setelah pembantaian tanggal 7 Oktober, di mana Hamas menyerbu melintasi perbatasan dari Gaza dan membantai sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menyandera sekitar 240 orang.

Menurut Times of Israel, selama gencatan senjata tujuh hari Hamas telah membebaskan 105 sandera sipil: 81 warga Israel, 23 Warga negara Thailand, dan satu orang Filipina.

Saat ini diperkirakan masih ada 136 sandera di Gaza.

Baca juga: Turki Peringatkan Israel, Jangan Targetkan Serangan ke Anggota Hamas di Perbatasan

Sebagai imbalannya, Israel membebaskan 210 tahanan keamanan Palestina, semuanya perempuan dan anak di bawah umur.

Selain itu, sekitar 200 truk, termasuk empat tanker bahan bakar dan empat tanker gas untuk memasak, memasuki Gaza setiap hari.

Pertempuran Darat Berlanjut, Jaringan Internet Gaza Lumpuh

Selain berupaya melumpuhkan pejuang Hamas di persembunyian di terowongan bawah tanah, tentara Israel terus melanjutkan gempuran atas Gaza melalui pertempuran darat.

Israel terus-menerus menggempur wilayah Gaza selatan sepanjang Senin, 4 Desember 2023 kemarin.

Akibat gempuran ini, perusahaan telekomunikasi Palestina Paltel mengonfirmasi jaringan internet dan telekomunikasi di wilayah Jalur Gaza terputus sejak Senin karena hancur oleh gempuran jet tempur Israel.

Israel terus meningkatkan serangannya di wilayah yang terkepung, setelah kelompok militan Palestina Hamas melakukan serangan besar-besaran ke Israel Selatan sejak 7 Oktober 2023.

“Kami dengan menyesal mengumumkan penghentian total layanan komunikasi dan Internet dengan Jalur Gaza, karena jalur utama yang sebelumnya tersambung kembali kini terputus lagi,” ujar juru bicara Paltel.

Kantor berita resmi Palestina WAFA mengatakan sedikitnya 50 orang tewas dalam serangan udara Israel yang menghantam dua sekolah dan menampung pengungsi di lingkungan Daraj di Gaza Utara.

WAFA juga melaporkan ambulans kesulitan mencapai lokasi serangan untuk mengevakuasi para korban karena intensitas tembakan artileri.

Tak Ada Tempat Aman untuk Berlindung

Direktur Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), Thomas White, mengatakan tidak ada tempat yang aman bagi orang-orang yang ingin melarikan diri dari pemboman tersebut.

“Orang-orang memohon nasihat tentang di mana menemukan keselamatan. Kami tidak punya apa-apa untuk diberitahukan kepada mereka,” katanya dalam sebuah posting di platform X (dulu bernama Twitter).

Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengimbau Israel untuk menghindari tindakan lebih lanjut yang akan memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah membawa bencana di Gaza.

“Sekretaris Jenderal menegaskan kembali perlunya aliran bantuan kemanusiaan tanpa hambatan dan berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di seluruh Jalur Gaza,” kata Stephane Dujarric, juru bicara PBB.

“Bagi orang-orang yang diperintahkan untuk mengungsi, tidak ada tempat yang aman untuk dituju dan sangat sedikit tempat untuk bertahan hidup,” pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas