Serang Gaza Selatan, Israel Paksa WHO Pindahkan Gudang Persediaan Medis
Israel mendesak WHO untuk memindahkan gudang persediaan medis di Gaza bagian selatan dalam waktu 24 jam.
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM – Israel mendesak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk memindahkan gudang persediaan medis di Gaza bagian selatan dalam waktu 24 jam.
Hal itu disampaikan oleh Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus lewat media sosial X.
“Hari ini @WHO menerima pemberitahuan dari Pasukan Pertahanan Israel bahwa kami harus memindahkan persediaan medis kami di dua gudang di Gaza selatan dalam waktu 24 jam, karena operasi militer darat akan membuat persediaan itu tak bisa digunakan,” tulis Tedros.
“Kami minta #Israel untuk mencabut permintaan itu, dan mengambil segala langkah yang memungkinkan untuk melindungi warga sipil dan infrastruktur sipil, termasuk rumah sakit dan fasilitas kemanusiaan.”
Dikutip dari Sputnik News, COGAT yang menjadi salah satu cabang dalam Kementerian Pertahanan Israel mengklaim Israel tak pernah meminta WHO memindahkan gudangnya.
Adapun Shannon Barkley, anggota tim WHO di wilayah Paestina yang diduduki, mengatakan personel WHO di Gaza berhasil mengevakuasi sebagian dari gudang ke tempat baru.
Seme, Direktur Regional WHO untuk Timur Tengah, Ahmed Al-Mandhari, menyebut serangan Israel di Gaza selatan mungkin akan membuat ribuan orang tak bisa mengakses layanan kesehatan.
Baca juga: Tank-tank Israel mendekati Khan Younis di Jalur Gaza selatan, warga sipil diperintahkan pergi
Israel minta warga Palestina tinggalkan Gaza selatan
Militer Israel telah meminta warga Palestina meninggalkan Gaza selatan, terutama Kota khan Younis.
Israel menyebut kota itu sebagai “zona perang berbahaya” setelah gencatan senjata berakhir pada hari Jumat pekan lalu.
Pada hari Minggu, Israel memerintahkan sebanyak 20 persen penduduk di Khan Younis untuk segera mengevakuasi diri.
Selain itu, Israel juga telah membuat peta daring yang memperlihatkan wilayah mana saja yang penduduknya harus segera pergi.
Akan tetapi, sejumlah warga Gaza tidak bisa mengakses peta itu karena ketiadaan akses internet dan aliran listrik.
Sebelumnya, Khan Younis dijadikan sebagai tempat pengungsian sebelum gencatan senjata berakhir. Ada 215.000 warga Palestina yang mengungsi di kota itu.
Baca juga: Israel Kirim Puluhan Tank ke Gaza Selatan, AS Puji Taktik IDF yang Minta Warga Sipil Mengungsi
Korban jiwa tembus 15.890
Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan jumlah korban tewas akibat serangan Israel sudah mencapai 15.890 orang. Sebanyak 70 persen di antaranya adalah wanita dan anak-anak.
Adapun korban luka mencapai lebih dari 42.000 orang.
Ashraf al-Qidra yang menjadi juru bicara kementerian itu mengatakan sudah ada ratusan orang yang tewas atau terluka sejak gencatan senjata berakhir. Di samping itu, masih ada banyak yang terjebak dalam puing-puing.
Sementara itu, Israel mengaku menargetkan personel Hamas.
Israel juga menyalahkan Hamas atas banyaknya korban warga sipil. Menurut Israel, personel Hamas beroperasi di permukiman warga sipil.
Israel didesak oleh Amerika Serikat (AS) untuk mencegah jatuhnya korban sipil lebih banyak.
Wakil Presiden AS Kamala Harris mengatakan AS tidak akan mengizinkan relokasi paksa warga Palestina ke luar Gaza atau Tepi Barat.
Baca juga: Israel Pasang Pompa di Gaza, Gerojokkan Air Laut Mediterania ke Terowongan Bawah Tanah Hamas
(Tribunnews/Febri)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.