Gaza Selatan Berkobar: Israel Tembus Jantung Khan Yunis, Hamas Ubah Taktik ke Close Ground Combat
Bentrokan sengit itu terjadi saat Tentara Israel dilaporkan sudah menembus jantung kota, Khan Younis di Gaza selatan.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom

Tentara Israel Tembus Jantung Khan Yunis, Hamas Ubah Taktik ke Close Ground Combat
TRIBUNNEWS.COM - Tentara Israel (IDF) dan milisi pembebasan Palestina, Hamas dilaporkan terlibat pertempuran sengit di Gaza selatan, Rabu (6/12/2023).
Bentrokan sengit itu terjadi saat Tentara Israel dilaporkan sudah menembus jantung kota, Khan Younis di Gaza selatan.
Pesawat tempur Israel juga membombardir sasaran dalam satu fase peperangan terberat dalam dua bulan sejak perang Hamas-Israel dimulai pada 7 Oktober silam.
Baca juga: Roket Hamas Hantam Pangkalan Militer Israel yang Simpan Rudal Jericho Berhulu Ledak Nuklir
Reuters mengabarkan, petugas medis Palestina mengatakan rumah sakit dipenuhi warga sipil yang tewas dan terluka, banyak dari mereka adalah wanita dan anak-anak, dan persediaan medis hampir habis.
"Ratusan ribu orang yang mengungsi dari rumah mereka mencari perlindungan di kawasan aman yang jumlahnya semakin berkurang," tulis laporan itu.
Khan Yunis Berkobar, Brigade Al-Qassam Ubah Taktik
Pasukan dan tank Israel disebutkan menerobos ke bagian selatan Jalur Gaza setelah menguasai sebagian besar wilayah utara dalam operasi militer mereka untuk melenyapkan Hamas.
IDF mengepung Khan Younis dalam gelombang kekerasan sejak berakhirnya gencatan senjata gagal pekan lalu.
"Israel mengatakan pasukannya melakukan pertempuran sengit pada hari Rabu dan telah menyerang ratusan sasaran di daerah kantong tersebut, termasuk sel militan di dekat sebuah sekolah di utara," kata laporan Reuters.
Sayap bersenjata Hamas, Brigade al-Qassam, juga mengatakan para pejuangnya terlibat dalam bentrokan dengan pasukan Israel.
Hamas mengatakan mereka telah membunuh atau melukai delapan tentara Israel dan menghancurkan 24 kendaraan militer pada hari Selasa.
Israel mengatakan 84 tentaranya tewas sejak operasi darat dimulai lima minggu lalu.
Institut Studi Perang yang berbasis di Washington mengatakan para pejuang Hamas menggunakan alat peledak rakitan dan ranjau anti-personel dalam pertempuran.

"Brigade Al-Qassam juga melakukan perubahan taktik ketika pertempuran beralih ke pertempuran darat jarak dekat," tulis laporan tersebut.
Tentara Israel melancarkan agresi militernya ke Gaza sebagai respons terhadap serangan pada 7 Oktober oleh pejuang Hamas yang mengamuk di kota-kota Israel, menewaskan 1.200 orang dan menyandera 240 orang, menurut penghitungan Israel.
Kantor media Hamas mengatakan pada Selasa setidaknya 16.248 orang termasuk 7.112 anak-anak dan 4.885 wanita telah terbunuh di Gaza sejak saat itu.
Menyatakan keprihatinan publik global atas penderitaan warga sipil Palestina, kepala Dewan Pengungsi Norwegia, Jan Egeland, mengatakan: "Penghancuran Gaza kini merupakan salah satu serangan terburuk terhadap penduduk sipil di masa dan zaman kita."
Militer Israel mengatakan pada Rabu kalau mereka akan “berusaha keras” untuk menghindari dampak kehancuran bagi warga non-kombatan.
Secara berulang, IDF menuding Hamas menggunakan penduduk sipil sebagai tameng manusia dan mencegah warga sipil pindah ke tempat yang aman, sebuah tuduhan yang dibantah oleh kelompok militan tersebut.

Tak Ada Tempat Buat Lari
Pasokan bahan bakar dan medis telah mencapai tingkat yang sangat rendah di Rumah Sakit Al-Aqsa di Gaza tengah, dan ratusan pasien membutuhkan perawatan darurat, kata Medecins Sans Frontieres.
Koordinator darurat MSF Marie-Aure Perreaut Revial mengatakan rumah sakit tersebut telah menerima rata-rata 150 hingga 200 pasien luka perang setiap hari sejak 1 Desember.
“Saat ini ada 700 pasien yang dirawat di rumah sakit, dan pasien baru terus berdatangan,” katanya.
Sejak berakhirnya gencatan senjata, Israel telah memasang peta online untuk memberi tahu warga Gaza bagian mana dari wilayah kantong tersebut yang harus dievakuasi untuk menghindari serangan.
Kawasan timur Khan Younis ditandai pada Senin, dan ratusan ribu penduduknya mengungsi dengan berjalan kaki.

Namun warga Gaza mengatakan tidak ada tempat yang aman, karena kota-kota dan tempat penampungan lainnya sudah kewalahan, dan Israel terus mengebom daerah-daerah yang justru mereka tunjuk sebagai lokasi evakuasi warga sipil.
Amerika Serikat, sekutu terdekat Israel, menegaskan pada Selasa kalau Israel perlu berbuat lebih banyak untuk mengizinkan bahan bakar dan bantuan lainnya masuk ke Gaza dan mengurangi dampak kehancuran terhadap warga sipil.
“Tingkat bantuan yang masuk tidak mencukupi,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller.
“Jumlahnya perlu ditingkatkan, dan kami telah menjelaskannya kepada pemerintah Israel,” klaimnya.
Selama jeda pertempuran, Hamas mengembalikan lebih dari 100 sandera, namun 138 tawanan masih tersisa.
Seorang pejabat Hamas, Osama Hamdan, mengatakan tidak akan ada lagi sandera yang dibebaskan sampai “agresi” Israel berhenti.
Kekerasan juga berkobar di Tepi Barat yang diduduki Israel.
Dalam insiden terbaru di sana, dua remaja Palestina dibunuh oleh pasukan Israel di kota Tubas, kantor berita resmi Palestina WAFA melaporkan pada hari Rabu.
AS telah memberlakukan larangan visa terhadap orang-orang yang terlibat dalam kekerasan di Tepi Barat setelah meminta Israel berbuat lebih banyak untuk mencegah serangan pemukim Yahudi terhadap warga Palestina.
(oln/rtrs/wafa/*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.