Saat Keluarga Sandera Israel Temui Netanyahu: Pemerintah Tuduh Hamas Mendikte Kami
Netanyahu dikritik oleh keluarga sandera yang ia temui. Pemerintah Israel menghindari kritikan dan menuduh sandera dicuci otak oleh Hamas.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Whiesa Daniswara
Ia diculik dari Kibbutz Nir Oz saat Hamas meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) di perbatasan Jalur Gaza dan Israel.
“Saya berada di sana dan saya tahu betapa sulitnya berada di sana,” kata wanita itu, mengingat hari-hari saat menjadi sandera.
“Kami duduk di dalam terowongan dan kami sangat takut, tapi bukan karena Hamas melainkan takut Israel akan membunuh kami, dan kemudian mereka akan berkata, 'Hamas yang membunuhmu',” lanjutnya.
Ia memohon agar pemerintah Israel memulai lagi penukaran sandera agar orang-orang yang masih ditahan oleh Hamas segera dibebaskan.
"Jadi, saya mohon sesegera mungkin untuk mulai menukar tahanan dan semua orang harus kembali ke rumah. Tidak ada prioritas. Semua orang penting," katanya.
Baca juga: Tentara Israel Tewas Diserang Brigade Al-Quds, Sejumlah Kendaraan Militer Dilaporkan Hancur
Setelah gagalnya perpanjangan gencatan senjata sementara pada Jumat (1/12/2023), Hamas masih menahan kurang lebih 138 orang di Jalur Gaza.
Diperkirakan ada 100 orang sandera sipil dan sisanya adalah tentara Israel yang ditangkap ketika Hamas menyerbu pangkalan militer Israel pada 7 Oktober 2023.
Sebelumnya, Hamas membebaskan 81 warga Israel dan 24 warga negara asing selama gencatan senjata sementara pada Jumat (24/11/2023) hingga Jumat (1/12/2023).
Selain kampanye menghancurkan Hamas, Israel mengatakan memprioritaskan pencarian sandera, dengan menghujani Jalur Gaza dengan serangan udara yang dapat membahayakan nyawa sandera.
Hamas Palestina vs Israel
Sebelumnya, Israel melakukan pengeboman besar-besaran untuk menanggapi Hamas yang memulai Operasi Banjir Al-Aqsa dengan menerobos perbatasan Israel dan Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) pagi.
Hamas mengatakan, serangan itu adalah tanggapan atas kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama ini, terutama kekerasan di kompleks Masjid Al Aqsa, seperti diberitakan Al Arabiya.
Kelompok tersebut menculik 240 orang dari wilayah Israel dan meluncurkan ratusan roket, yang menewaskan lebih dari 1.200 orang di wilayah Israel.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengumumkan perang melawan Hamas dan meluncurkan pasukan ke Jalur Gaza pada keesokan harinya.
Pemboman Israel di Jalur Gaza menewaskan lebih dari 16.248 warga Palestina sejak Sabtu (7/10/2023) hingga perhitungan korban pada Rabu (6/12/2023), lebih dari 2,2 juta warga Palestina menjadi pengungsi, dikutip dari Anadolu.
Selain itu, kekerasan yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina juga terjadi di Tepi Barat, wilayah yang dipimpin Otoritas Pembebasan Palestina (PLO).
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel