Lebanon Ajukan Protes kepada Dewan Keamanan PBB Setelah Tentaranya Tewas Diserang Israel
Pemboman Israel terhadap sebuah bangunan tempat tinggal di kota perbatasan Mays Al-Jabal di Lebanon telah menewaskan satu orang dan melukai 2 lainnya.
Penulis: Muhammad Barir
Lebanon Ajukan Protes kepada Dewan Keamanan PBB Setelah Tentaranya Tewas Diserang Israel
TRIBUNNEWS.COM- Pemboman Israel terhadap sebuah bangunan tempat tinggal di kota perbatasan Mays Al-Jabal di Lebanon telah menewaskan satu orang dan melukai dua lainnya.
Lebanon mengajukan protes kepada Dewan Keamanan PBB setelah tentaranya tewas diserang Israel.
Setelah malam pertempuran, lapangan umum di Mays Al-Jabal di Lebanon menyerupai zona perang.
Kota dan sekitarnya tanpa henti dibombardir selama berjam-jam, hingga larut malam.
Daerah sekitar Rumah Sakit Mays Al-Jabal mengalami penembakan artileri yang hebat.
Tentara Israel menggunakan artileri dan peluru fosfor yang dilarang secara internasional.
Dari Selasa malam hingga Rabu pagi, Hizbullah melancarkan 14 operasi militer terhadap situs militer Israel.
Baca juga: IDF Ungkap Penyesalan Tembak Mati Pasukan Militer Lebanon: Salah Target, Kami Minta Maaf
Tindakan tersebut sebagai respons atas serangan udara Israel yang mengakibatkan tewasnya seorang tentara Lebanon dan melukai tiga orang lainnya di pusat militer di kawasan perbatasan Al-Adisa.
Kementerian Luar Negeri Prancis menyatakan penyesalannya pada hari Rabu atas serangan Israel yang merenggut nyawa seorang tentara Lebanon.
Pernyataan tersebut menekankan “perlunya semua pihak untuk menahan diri secara maksimal untuk mencegah pecahnya konflik regional.”
Menteri Luar Negeri sementara Lebanon, Abdallah Bou Habib, mengatakan bahwa dia “menginstruksikan misi Lebanon ke PBB untuk mengajukan pengaduan baru ke Dewan Keamanan terhadap Israel sebagai tanggapan atas penargetan tentara Lebanon oleh Israel, yang menyebabkan kematian seorang tentara Lebanon.”
Baca juga: Israel Menyesali Serangannya yang Tewaskan Tentara Lebanon, tapi IDF Klaim sebagai Pertahanan Diri
Dalam pengaduannya, Bou Habib menyatakan bahwa “Israel secara aktif melanggar kedaulatan Lebanon dan menyerangnya di darat, laut dan udara sambil menahan diri untuk tidak menerapkan resolusi internasional, khususnya Resolusi 425.”
Pasukan UNIFIL memperingatkan “peningkatan pesat kekerasan di perbatasan Lebanon-Israel, yang dapat menimbulkan konsekuensi serius bagi masyarakat di kedua sisi Garis Perbatasan Biru.”