Prancis Jadi Motor Jatuhnya Sanksi Keras Uni Eropa ke Hamas
Prancis memotori jatuhnya sanksi yang lebih keras oleh Uni Eropa terhadap Hamas di tengah terus berkobarnya perang Hamas melawan Israel di Gaza.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Choirul Arifin

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, BRUSSELS – Uni Eropa akan memperketat sanksi terhadap Hamas dan pemukim Israel yang bertanggung jawab atas kekerasan di Tepi Barat.
Israel menyatakan serangan Hamas ke wilayah Selatan Israel pada 7 Oktober 2023 lalu menewaskan sekitar 1.200 orang.
Uni Eropa memasukkan Hamas dalam daftar organisasi teroris, yang berarti dana atau aset apa pun yang mereka miliki di Eropa akan dibekukan.
Keputusan sanksi Uni Eropa pada umumnya memerlukan persetujuan dari seluruh 27 negara anggota, yang telah berjuang untuk menyepakati posisi bersama mengenai krisis saat ini karena banyak negara yang memiliki pandangan berbeda dan sangat memegang teguh mengenai konflik Israel-Hamas yang lebih luas.
Prancis dan beberapa negara Uni Eropa lainnya mengatakan mereka sudah bekerja sama untuk mengajukan usulan penerapan sanksi, pembekuan aset dan larangan perjalanan terhadap komandan Hamas.
Pejabat senior Uni Eropa, termasuk kepala kebijakan luar negeri Josep Borrell juga telah menyatakan kekhawatirannya atas meningkatnya kekerasan yang dilakukan pemukim Israel terhadap warga Palestina di wilayah pendudukan Tepi Barat.
Israel Terus Serang Jurnalis
Anggota parlemen Eropa menuduh Israel sengaja menargetkan jurnalis seama perangnya melawan Hamas di Gaza.
"Israel berusaha 'menutupi pembantaian yang terjadi di Gaza dengan membunuh jurnalis,' kata Manu Pineda, anggota Parlemen Eropa dalam konferensi pers di Brussels, hari Rabu, 6 Desember 2023.
Dia menegaskan, Israel sengaja menargetkan jurnalis di Jalur Gaza karena “tidak ada penjahat yang ingin ada orang yang menyaksikan kejahatannya.”
Pineda, seorang anggota parlemen Spanyol dari partai komunis Kiri Bersatu, mengatakan pada konferensi pers di Brussels.
Dalam kasus juru kamera Anadolu Montaser Al-Sawaf, ia menjawab, “Israel, seperti penjahat lainnya, tidak ingin ada orang yang menyaksikan kejahatannya. Sejauh ini mereka membunuh 65 jurnalis, dan ini merupakan jumlah yang signifikan,” tambah Pineda.
Dia mengatakan pasukan Israel bahkan telah membunuh keluarga para jurnalis tersebut.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.