Ben-Gvir Minta Anggota Hamas yang Tertangkap Dipindahkan ke Penjara Bawah Tanah
Ben-Gvir telah memerintahkan komisaris layanan penjara di negara itu untuk membuka kembali sayap penjara bawah tanah.
Penulis: Widya Lisfianti
Editor: Febri Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir telah memerintahkan komisaris urusan penjara di negara itu untuk membuka kembali sayap penjara bawah tanah.
Hal itu dimaksudkan untuk memindahkan anggota Brigade Qassam Hamas yang tertangkap ke penjara bawah tanah tersebut.
Dikutip dari Al Jazeera, sayap itu adalah bagian dari penjara Nitzan di Israel tengah dan dilaporkan tidak digunakan selama bertahun-tahun.
Ben-Gvir juga menulis surat kepada komisaris polisi Israel yang menggambarkan kondisi di sayap bawah tanah sebagai “bukan yang terbaik”, tetapi kondisi tersebut “sesuai dengan ketentuan hukum dan peraturan terkait, dan pernah menampung tahanan di masa lalu”.
Dua bulan setelah perang, serangan Israel kembali memicu kekhawatiran internasional.
Komisaris Jenderal Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) pada hari Senin (4/12/2023) memperingatkan bahwa Israel “mengulangi kengerian dari beberapa minggu terakhir” dengan melancarkan kampanye pengeboman baru di wilayah selatan.
Baca juga: 100 Tentara Israel Hampir Buta, Lapid: Sulit Beli Pelindung Mata padahal Ada Dana Miliaran
“Kami sudah mengatakannya berulang kali. Kami mengatakannya lagi. Tidak ada tempat yang aman di Gaza, baik di selatan, atau barat daya, baik di Rafah atau di 'zona aman' yang secara sepihak disebut,” kata Philippe Lazzarini, dikutip dari Al Arabiya.
Dia meminta Israel untuk membuka kembali Kerem Shalom dan penyeberangan lainnya untuk memfasilitasi “pengiriman bantuan kemanusiaan yang menyelamatkan nyawa tanpa syarat, tanpa gangguan dan bermakna,” dan menambahkan bahwa kegagalan Israel untuk melakukan hal tersebut “melanggar hukum kemanusiaan internasional.”
Akhirnya, Israel telah menyetujui permintaan AS untuk membuka penyeberangan perbatasan Karem Abu Salem (Kerem Shalom) – antara Israel dan Gaza – untuk pemeriksaan pengiriman bantuan yang masih akan masuk ke Gaza melalui penyeberangan Rafah dengan Mesir, diku
Mengutip seorang pejabat senior AS, pembukaan penyeberangan itu bertujuan untuk mempercepat penyaringan dan pemeriksaan truk-truk yang membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza “melalui penyeberangan Rafah”.
Pejabat AS tidak memberi tahu kapan Israel akan melaksanakan perjanjian tersebut.
Kepala bantuan kemanusiaan PBB Martin Griffiths mengatakan pada hari Kamis (7/12/2023) bahwa pembukaan Karem Abu Salem akan menjadi “dorongan besar bagi proses logistik dan basis logistik operasi kemanusiaan” di Gaza.
Griffiths juga mengatakan bahwa situasi di Gaza sekarang sangat mengerikan sehingga “kami tidak memiliki operasi kemanusiaan di selatan Gaza yang dapat disebut dengan nama tersebut lagi”.
Rangkuman perkembangan terkini:
- Kementerian Kesehatan mengatakan setidaknya lima warga Palestina tewas dan banyak yang terluka dalam serangan Israel di Tepi Barat yang diduduki semalam dan pagi ini.
- Israel terus melakukan pemboman intensif di Jalur Gaza, ketika fasilitas kesehatan dan upaya bantuan kemanusiaan runtuh akibat pertempuran sengit.
- Ajudan Gedung Putih mengatakan AS “belum memberikan batas waktu yang tegas kepada Israel” untuk mengakhiri operasi militer di wilayah kantong yang terkepung tersebut.
- Dewan Keamanan PBB diperkirakan akan membahas situasi di Gaza pada hari Jumat ketika negara-negara mendesak gencatan senjata di tengah penolakan terus-menerus dari Amerika Serikat yang memiliki hak veto.
- Setidaknya 17.177 warga Palestina tewas di Gaza sejak 7 Oktober. Di Israel, angka kematian resmi yang direvisi mencapai sekitar 1.147 orang.
(Tribunnews.com, Widya)