Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hanya AS yang Veto Resolusi PBB, Hamas: Mereka Lindungi Agresi Israel di Gaza

Hamas mengutuk AS yang menggunakan hak veto untuk menolak gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza melalui resolusi PBB.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Hanya AS yang Veto Resolusi PBB, Hamas: Mereka Lindungi Agresi Israel di Gaza
DREW ANGERER / GETTY IMAGES AMERIKA UTARA / GETTY IMAGES MELALUI AFP
WASHINGTON, DC - 20 NOVEMBER: Presiden AS Joe Biden menyampaikan pidato sebelum mengampuni kalkun Thanksgiving Nasional Liberty dan Bell dalam upacara di Halaman Selatan Gedung Putih pada 20 November 2023 di Washington, DC. --- Hamas mengutuk AS yang memveto resolusi gencatan senjata Israel dan Hamas di PBB. 

TRIBUNNEWS.COM - Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) mengutuk keras penggunaan hak veto Amerika Serikat (AS) terhadap rancangan resolusi di Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata Israel-Hamas di Jalur Gaza.

Seruan ini menyusul memburuknya krisis kemanusiaan di Jalur Gaza di tengah pemboman Israel yang meningkat.

Sementara sekutunya, Israel, berterima kasih atas dukungan AS untuk melanjutkan agresi di Jalur Gaza yang terkepung.

Anggota biro politik Hamas, Izzat al-Rishq, mengutuk AS yang menggunakan hak vetonya untuk mendukung pembunuhan warga sipil Palestina di Gaza.

“Kami mengutuk keras penggunaan hak veto Washington terhadap rancangan resolusi di Dewan Keamanan yang menuntut gencatan senjata di Gaza,” kata Izzat al-Rishq di Telegram, Sabtu (9/12/2023).

Baca juga: Menteri Luar Negeri Arab Saudi Desak Pemimpin Dunia Dukung Penyelesaian Konflik Israel-Hamas

Menurutnya, hak veto yang digunakan AS ini mewakili Israel yang ingin membunuh lebih banyak warga Palestina.

“Ini adalah partisipasi langsung pendudukan (Israel) dalam membunuh rakyat kami dan melakukan lebih banyak pembantaian dan pembersihan etnis,” lanjutnya, dikutip dari Al Jazeera.

Berita Rekomendasi

"Posisi Washington sangat tidak bermoral dan tidak manusiawi,” tambahnya.

WASHINGTON, DC - 7 OKTOBER: Presiden Joe Biden berbicara tentang serangan Hamas di Israel bersama Menteri Luar Negeri Antony Blinken dari Ruang Makan Negara di Gedung Putih pada 7 Oktober 2023 di Washington, DC.
WASHINGTON, DC - 7 OKTOBER: Presiden Joe Biden berbicara tentang serangan Hamas di Israel bersama Menteri Luar Negeri Antony Blinken dari Ruang Makan Negara di Gedung Putih pada 7 Oktober 2023 di Washington, DC. (SAMUEL CORUM / GETTY IMAGES AMERIKA UTARA / GETTY IMAGES MELALUI AFP)

Baca juga: Kaitkan Dampak Boikot Produk Israel Berujung PHK Massal, Buruh Sebut Pengusaha Lebay

Hanya AS yang Memveto Resolusi Gencatan Senjata di Rapat PBB

Sebelumnya, Dewan Keamanan PBB mengadakan sidang darurat untuk melakukan pemungutan suara terhadap rancangan resolusi yang diajukan oleh Uni Emirat Arab (UEA).

Sidang darurat ini menyusul keputusan Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, yang mengaktifkan Pasal 99 di piagam PBB.

Pasal 99 piagam PBB berbunyi,"Sekretaris Jenderal dapat menyampaikan kepada Dewan Keamanan setiap permasalahan yang menurut pendapatnya dapat mengancam pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional."

Sidang itu dihadiri oleh lebih dari 80 negara.

Namun, Dewan Keamanan PBB tidak dapat mengadopsi rancangan resolusi dari UEA tersebut karena AS menggunakan hak veto, yang otomatis membatalkan rencana penerapan resolusi itu.

Dari 15 anggota Dewan Keamanan PBB, 13 anggota mendukung untuk gencatan senjata, Inggris abstain dan AS menolak.

AS adalah satu dari lima negara yang memiliki hak istimewa atau hak veto di PBB selain Rusia, China, Inggris dan Prancis.

Rancangan resolusi UEA menyerukan gencatan senjata segera karena alasan kemanusiaan.

Selain itu, resolusi itu meminta semua pihak untuk mematuhi kewajiban mereka berdasarkan hukum internasional, termasuk hukum humaniter internasional, khususnya yang berkaitan dengan perlindungan warga sipil.

Resolui itu menyerukan pembebasan semua sandera dan untuk menjamin kedatangan bantuan kemanusiaan.

Orang-orang menggunakan lampu di telepon mereka untuk mencari korban di tengah reruntuhan bangunan yang membara, menyusul serangan Israel di Rafah di Jalur Gaza selatan pada 6 Desember 2023. Pasukan Israel pada 6 Desember memerangi militan Hamas di kota utama selatan Gaza, Khan Yunis, yang menyebabkan ?kengerian yang semakin mendalam? bagi warga sipil, kata PBB, setelah hampir dua bulan perang yang dipicu oleh serangan mematikan terhadap Israel. (Photo by MAHMUD HAMS / AFP)
Orang-orang menggunakan lampu di telepon mereka untuk mencari korban di tengah reruntuhan bangunan yang membara, menyusul serangan Israel di Rafah di Jalur Gaza selatan pada 6 Desember 2023. (AFP/MAHMUD HAMS)

Baca juga: Benjamin Netanyahu Peringatkan Hizbullah Lebanon atas Serangan yang Menewaskan Warga Sipil Israel

Hamas Palestina vs Israel

Sebelumnya, Israel melakukan pengeboman besar-besaran untuk menanggapi Hamas yang memulai Operasi Banjir Al-Aqsa dengan menerobos perbatasan Israel dan Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) pagi.

Hamas mengatakan, serangan itu adalah tanggapan atas kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama ini, terutama kekerasan di kompleks Masjid Al Aqsa, seperti diberitakan Al Arabiya.

Kelompok tersebut menculik 240 orang dari wilayah Israel dan meluncurkan ratusan roket, yang menewaskan lebih dari 1.200 orang di wilayah Israel.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengumumkan perang melawan Hamas dan meluncurkan pasukan ke Jalur Gaza pada keesokan harinya.

Pemboman Israel di Jalur Gaza menewaskan lebih dari 17.487 warga Palestina sejak Sabtu (7/10/2023) hingga perhitungan korban pada Sabtu (9/12/2023), lebih dari 2,2 juta warga Palestina menjadi pengungsi, dikutip dari Anadolu.

Selain itu, kekerasan yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina juga terjadi di Tepi Barat, wilayah yang dipimpin Otoritas Pembebasan Palestina (PLO).

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas