Sosok Ilya Ponomarev, Aktivis Anti-perang Rusia yang Diasingkan, Punya Misi Bunuh Vladimir Putin
Inilah sosok Ilya Ponomarev, pria yang pernah menjadi anggota perlemen Rusia, yang saat ini menjalankan misi untuk membunuh Presiden Vladimir Putin.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Whiesa Daniswara

TRIBUNNEWS.COM - Inilah sosok Ilya Ponomarev, pria yang pernah menjadi anggota perlemen Rusia, yang saat ini menjalankan misi untuk membunuh Presiden Vladimir Putin.
Ilya Ponomarev dikenal sebagai seorang yang liberal.
Ia diasingkan di Ukraina sejak tahun 2016 kemarin.
Selengkapnya, inilah sosok Ilya Ponomarev, dikutip dari berbagai sumber:
Ilya Ponomarev adalah pemimpin politik Legiun Kebebasan Rusia.
Pria yang lahir pada 6 Agustus 1975 itu memiliki nama lengkap Ilya Vladimirovich Ponomarev, dikutip dari wikipedia.
Ia lahir di Moskow dan merupakan lulusan fisika.
Ibunya pernah duduk di parlemen, dan kakeknya adalah mantan duta besar Rusia untuk Polandia.
Ilya Ponomarev mengawali karir sebagai wirausaha bidang teknologi dan menstranfer keahliannya ke industri minyak dan gas.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-655: Kyiv Kecam Rencana Pemilu Rusia di Wilayah Kependudukan
Bagi sebagian orang, Ilya Ponomarev merupakan sosok yang misterius.
Dilansir Al Jazeera, pria berusia 48 tahun itu merupakan anggota Duma Negara Rusia dari tahun 2007 hingga 2016.
Di usianya yang menginjak 32 tahun, Ilya Ponomarev terpilih sebagai anggota Just Russia, pada tahun 2007.
Just Russia merupakan sebuah partai sosial-demokrasi yang disetujui oleh Kremlin.
Pada tahun 2012, Ilya Ponomarev dan sesama anggota partainya, Dmitry Gudkov memainkan peran penting dalam protes jalanan "pita putih" terhadap Putin.
Dalam aksinya, Ilya Ponomarev mengecam dugaan kecurangan dalam pemilihan parlemen tahun 2011 dan pemilihan presiden tahun 2012.
Lalu tahun berikutnya, Ilya Ponomarev menolak mendukung undang-undang yang melarang "propaganda gay".
Pada tahun 2014, Ilya Ponomarev adalah satu-satunya dari 446 anggota majelis rendah parlemen Rusia, yang memberikan suara menentang aneksasi Krimea oleh Presiden Putin, dilansir BBC.
Pada tahun 2016, ia diasingkan ke Ukraina.
Baca juga: Membanjiri Gaza Pakai Air Laut, Bukti Perintah Take No Prisoners Israel, Rusia: Kejahatan Perang!

Invasi skala penuh Rusia ke Ukraina
Sejak invasi Rusia dimulai pada Februari 2022, Ilya Ponomarev memposisikan dirinya sebagai orang Rusia yang pro-Ukraina.
Ia tidak hanya mewakili Legiun Kebebasan Rusia (FRL) di Ukraina tetapi juga Tentara Republik Nasional (NRA), sebuah jaringan rahasia partisan yang diduga beroperasi di Rusia.
Ponomarev juga mendirikan saluran TV oposisi berbahasa Rusia pada masa perang.
Ia menamainya February Morning, mengacu pada kapan perang dimulai.
Ilya Ponomarev menggunakannya sebagai platform untuk mengumumkan klaim tanggung jawab NRA atas pembunuhan Darya Dugina, putri salah satu sekutu politik dekat Putin, di pinggiran Kota Moskow tahun lalu.
Intelijen AS menyalahkan pemboman mobil tersebut pada pasukan Ukraina.
Namun, di Rusia, ia masih relatif tidak dikenal.
"Rata-rata orang Rusia tidak tahu banyak tentang apa yang dilakukan Ponomarev saat ini karena ada propaganda besar-besaran," kata Natia Seskuria, rekan peneliti di Royal United Services Institute, sebuah London lembaga think tank berbasis.
"Dan Putin tidak berkepentingan untuk mempopulerkan atau mengiklankannya," lanjutnya.
Baca juga: Kebijakan Finlandia Tutup Perbatasan dengan Rusia Picu Protes
Apa itu Legiun Kebebasan Rusia?
FRL adalah salah satu dari dua kelompok Rusia yang bekerja di Ukraina untuk menjatuhkan pemerintahan Putin.
Yang lainnya adalah Korps Relawan Rusia (RVC).
Meskipun keduanya memiliki tujuan yang sama, namun secara ideologi mereka berbeda.
RVC dikomandoi oleh seorang Nazi terkenal yang dekat dengan resimen Azov setempat, sebuah unit militer sukarelawan ultra-nasionalis.
Mei lalu, FRL dan RVC mengejutkan dunia dengan serangan lintas batas bersama di wilayah Belgorod, Rusia barat.
Ini adalah pertama kalinya partisan memasuki Rusia selama perang Ukraina.
Rekaman serangan tersebut menunjukkan seorang perwira Rusia terbaring telungkup dalam genangan darah, di dekat pos pemeriksaan perbatasan di Kota Grayvoron.
Ponomarev mengatakan intelijen militer Ukraina mendukung upaya kudetanya.
Baca juga: Vladimir Putin Konfirmasi Calonkan Diri sebagai Presiden Rusia pada Pemilu 2024
Tahun ini, ia mengaku berperan dalam serangan pesawat tak berawak di Kremlin, dan mengatakan bahwa kelompoknya telah membantu menyelundupkan perangkat tersebut melewati perbatasan.
Juga menyatakan dirinya terlibat dalam pembunuhan blogger perang Vladlen Tatarsky dan novelis pro-Kremlin Zakhar Prilepin.
Namun banyak yang menanggapi klaimnya dengan skeptis.
FRL dipimpin oleh Kongres Deputi Rakyat, sejenis parlemen bayangan yang dibentuk oleh Ponomarev.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.