IDF Bagikan Rekaman saat Saudara Yahya Sinwar Lakukan Tur Terowongan Hamas
IDF membagikan rekaman video, menunjukkan Muhammad Sinwar, saudara dari pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, saat melakukan perjalanan ke terowongan Hamas.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Pertahanan Israel (IDF) membagikan rekaman video yang menunjukkan Muhammad Sinwar, saudara dari pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, saat melakukan perjalanan ke terowongan Hamas bersama pengawalnya.
Dikutip dari ynet.co.il, rekaman video saat Muhammad Sinwar mengunjungi terowongan Hamas dibagikan oleh IDF pada Minggu (17/12/2023).
Dari video yang beredar luas di media sosial, Muhammad Sinwar tampak naik jip dan duduk di samping kemudi.
Video itu direkam padai malam hari.
Klip lain menunjukkan Muhammad Sinwar terlihat berjalan di dalam terowongan raksasa yang ditemukan di dekat perbatasan Gaza, beberapa ratus meter dari Moshav Nativ Hathara.
Menurut IDF, Muhammed Sinwar adalah orang yang memimpin proyek pembangunan terowongan.
Baca juga: Terpaksa Masuk Terowongan Hamas, Insinyur Israel: Saya Kira Primitif, Ternyata Kokoh dan Canggih
Rekaman tersebut, menurut IDF, hanyalah salah satu dari banyak materi intelijen yang disimpan di dalam terowongan Hamas.
Terowongan bawah tanah itu ditemukan dua minggu terakhir, menghubungkan kamp pengungsi Jabalia ke perbatasan dengan Israel di utara Jalur Gaza.
Kurang lebih panjang terowongan itu mencapai empat kilometer.
Ini adalah komplek militan Hamas di bawah tanah terbesar yang terungkap sejauh ini.
Hamas diperkirakan sudah menggali terowongan selama lebih dari 20 tahun belakangan untuk melawan Israel.
Meski ukurannya sangat besar, intelijen Israel mengaku tidak menemukan lokasi tersebut selama bertahun-tahun, dan tidak menyerangnya.
Tidak jelas bagaiamana pembangunan terowongan raksasa itu tidak terdeteksi itnelijen.
Padahal ribuan meter kubik tanah dipindahkan dari sana untuk membangun terowongan.
Di bagian cabang terowonga, Hamas menempatkan pintu-pintu lapis baja yang berat untuk mengantisipasi pertempuran di dalamnya melawan IDF.
Terowongan tersebut mencakup ruang bawah tanah untuk tempat tinggal jangka panjang selama berbulan-bulan dengan cara yang dilindungi, mencapai kedalaman sekitar 60-70 meter di bawah tanah.
Fasilitas tersebnut juga dapat menampung ratusan hingga ribuan pejuang "Nohva" (pasukan komando Hamas).
Menurut perkiraan, Hamas berencana menggunakan terowongan ini untuk melakukan serangan mematikan dan ekstensif terhadap tentara IDF di hari-hari terakhir perang.
IDF tidak mengetahui mengapa terowongan tersebut tidak digunakan oleh Hamas untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Diperkirakan ada terowongan lain di dekat perbatasan dengan Israel.
IDF mengungkapkan kepada wartawan pada akhir pekan lalu bahwa hanya ada satu bagian terowongan, yakni yang berjarak 300-400 meter dari penyeberangan Erez, tempat ribuan pekerja meninggalkan Gaza setiap hari untuk mencari nafkah di Israel.
Juru bicara IDF Letkol Daniel Hagari mengatakan bahwa "ini bukan terowongan biasa - ini adalah sebuah kota.
"Sebuah kota Hamas di bawah tanah yang digali dan dibangun Hamas alih-alih menginvestasikan uang pada penduduk Gaza," kata Hagari.
"Terowongan tersebut antara lain digunakan untuk melakukan operasi ofensif terhadap pasukan kami," urainya.
"Kami akan terus mengungkap kota-kota teroris bawah tanah Hamas, dan segera kami akan mengungkap lebih banyak kota lagi," lanjutnya.
Baca juga: Israel Kembali Temukan Terowongan Hamas, Sebut yang Terbesar di Gaza, Hamas Enggan Berkomentar
Ia melanjutkan bahwa proyek terowongan ini dipimpin oleh Muhammad Sinwar, saudara laki-laki Yahya Sinwar.
"Sejauh ini kami telah menemukan lebih dari empat kilometer jalur terowongan yang kedalamannya mencapai 50 meter," paparnya.
Sosok Saudara Muhammed Sinwar; Yahya Sinwar
Yahya Sinwar dianggap sebagai dalang utama serangan 7 Oktober 2023.
Dilansir Sky News, Yahya Sinwar adalah orang yang paling dicari Israel di Gaza.
Pria berusia 61 tahun itu membantu membangun sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam.
Yahya Sinwar dikenal sebagai "tukang jagal Khan Younis" karena pencapaiannya yang memburu mata-mata Israel dan orang-orang Palestina yang dicurigai bekerja sama.
Sinwar dihukum pada tahun 1989 atas pembunuhan dua tentara Israel dan empat warga Palestina.
Ia dijatuhi hukuman empat hukuman seumur hidup.
Sinwar menjalani hukuman 22 tahun sebelum dibebaskan pada tahun 2011 sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran tahanan.
Dalam kesepakatan tersebut, seorang tentara Israel yang ditangkap, ditukar dengan lebih dari 1.000 warga Palestina.
Baca juga: Israel Kepung Rumah Yahya Sinwar, Netanyahu: Pemimpin Hamas Sembunyi di Terowongan
Selama berada di penjara, Sinwar mengabdikan dirinya untuk mempelajari musuhnya.
Ia belajar bahasa Ibrani dan membaca karya-karya Zionis awal serta politisi Israel.
Setelah 15 tahun setelah menjalani hukumannya, Sinwar melakukan wawancara dalam bahasa Ibrani di TV Israel di mana dia menyerukan gencatan senjata antara Israel dan Hamas.
Sekembalinya ke Gaza, Sinwar dengan cepat naik jabatan dalam kepemimpinan Hamas dan diangkat menjadi pemimpin pada tahun 2017.
Dia pernah selamat dari upaya pembunuhan setelah terpilih kembali pada tahun 2021.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)